Sebanyak 128 item atau buku ditemukan

Menuju Sejarah Sumatra

Antara Indonesia dan Dunia

Sumatra adalah sebuah pulau yang sangat luas dan belum banyak diteliti, berpenduduk 43 juta jiwa dan terdiri atas berbagai suku bangsa. Selain dari karya besar William Marsden pada 1783, sedikit sekali tulisan serius mengenai sejarah Sumatra, dan sedikit lagi upaya untuk menguraikan sejarah itu sebagai sebuah kesatuan yang utuh. Berkat sumberdayanya yang berlimpah berupa tanah dan mineral, dan penduduknya yang giat bekerja, Sumatra telah berkembang menjadi wilayah perbatasan Kepulauan Nusantara yang makmur. Tetapi penduduk pulau itu, yang sebagian besar tinggal di dataran tinggi dan baru mengenal negara pada abad ke dua puluh, baru dipersatukan dari sisi politik di bawah pemerintah Belanda di Batavia dan pemerintah Indonesia di Jakarta. Orang Sumatra memiliki tradisi menentang kekuasaan terpusat, dan orang Aceh, seperti pada masa penjajahan Belanda, dapat dipertahankan sebagai bagian dari negara Indonesia hanya melalui kekerasan. Buku ini adalah hasil penelitian yang berlangsung emapt puluh tahun lamanya mengenai sejarah Sumatra dari abad ke-16 hingga zaman kini. Sambil mencari pola-pola kesatuan di pulau perbatasan yang luas itu, buku ini memusatkan perhatian pada Aceh, yang tidak saja memiliki sejarah kenegaraan yang paling beragam, tetapi juga kehadiran yang paling penuh gejolak dibandingkan dengan wilayah Sumatra lainnya.

Aceh, dan pendahulunya, Pasai, adalah wilayah utama kebudayaan Islam yang
diungkapkan dalam bahasa Melayu. Pada zaman pra-Islam, bahasa Melayu
barangkali telah menjadi bahasa perdagangan yang ... dan abad ke-15 bahasa
Melayu menjadi bahasa Islam Asia Tenggara, dan di Acehlah menjelang akhir
abad ke-16 dan abad ke-17 bahasa Melayu mendapat bobot bahasa
kesusasteraan. Penulispenulis Sufi paling terkenal pada zaman itu, Hamzah
Fansuri, Shamsuddin ...

Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak

Dampak Pygmalion di dalam Keluarga

Tahun 1968 dua orang peneliti, Rosenthal dan jacobson memplubikasikan hasil penelitiannya pada 18 sekolah dasar. Mereka berasumsi bahwa harapan serta kepercayaan para guru terhadap murid mempengaruhi prestasi murid-muridnya. Asumsi mereka ternyata benar. Hal ini disebabkan persepsi para guru mempengaruhi perlakuan mereka terhadap murid-muridnya, akibatnya murid-murid tersebut cenderung berperilaku seperti perlakuan yang mereka terima. Kejadian ini memeliki dasar falsafah yang sama dengan mitologi Yunani tentang seorang seniman bernama Pygmalion yang merindukan bisa beristri Galatea.

Setiap orang tua memiliki harapan ideal agar keturunannya nanti tumbuh dan
berkembang menjadi seorang manusia yang baik, berkualitas baik,
berpengetahuan baik, berakhlak serta bermoral baik. Tetapi harapan ideal ini
mungkin harus dicapai melalui suatu proses yang cukup panjang. Anak-anak
dalam masa pertumbuhannya mungkin tidak akan mampu untuk segera
memenuhi harapan orang tuanya. Adapun orang tua berharap agar anak-anak
mereka secepat mungkin ...

Metode Penelitian Sosial (edisi revisi)

Maka penelitian pada umumnya diawali dengan pernyataan yang dimulai dengan kata-kata: Mengapa, Apa, Siapa, KApan, DI mana ? Disingkat menjadi MASKADI Dalam bahasa Inggris ialah : Why, What, When, Where, Who. Disingkat 5W Suatu hal yang mengherankan adalah, mengapa di dalam bahasa inggris unsur who atau siapa diletakan di tempat paling belakang? Di dalam bahasa dan budaya Indonesia, unsur Siapa atau unsur “orang” yang menjadi penanggung hak dan kewajiban, mempunyai tempat yang penting. Maka di dalam tulisan ini Siapa ditempatkan di tengah-tengah. Perbedaan dalam pemikiran ini sudah biasa, karena budaya di Indonesia berbeda dengan keadaan di Amerika atau Eropa. Menurut penulis, maka manusia sebagai penanggung jawab hak dan kewajiban sangat menentukan dalam proses hubungan antar anggota masyarakat. Maka di dalam bahasa Indonesia “Siapa” ditempatkan di tengah. Mungkin perumusan Barat ini lebih sesuai untuk penelitian Ilmu Ekonomi. (Soedjito) Penulis buku ini adalah murid dan guru. Pengalaman guru ditambah dengan pengalaman murid. Pengalaman para guru yang diturunkan kepada guru penulis ini kemudian terakumulasi di dalam pengajarannya kepada para murid.Ditambah dengan pengalaman latihan penelitian yang dilakukannya kepada para mahasiswanya. Akumulasi baru terbangun ketika akumulasi pengalaman warisan ditambah pengalaman guru sendiri, kemudian ditambah pengalaman muritnya, maka muncullah konsep metodologi dengan gaya yang baru berbeda dengan gaya buku pengarang Barat yang dikutip kebanyakan penulis. Buku demikian yang penulis harapkan atas buku ini. (BAS)

Maka penelitian pada umumnya diawali dengan pernyataan yang dimulai dengan kata-kata: Mengapa, Apa, Siapa, KApan, DI mana ?

Psikologi Sastra

Karya, Metode, Teori, dan Contoh Kasus

Sebuah karya sastra merupakan kisahan yang senantiasa bergumul dengan para tokoh fiksional yang diciptakan oleh si pengarang. Agar ceritera lebih menarik, si pengarang kerap kali menampilkan perilaku para tokoh dengan kepribadian yang tidak lazim, aneh, atau abnormal, sehingga menimbulkan berbagai perasaan bagi para pembaca. Tidak jarang para pembaca bertanya-tanya, mengapa si tokoh berperilaku demikian, apa yang terjadi pada dirinya, apa penyebabnya, dan apa pula akibat dari semua ini. Bahwasanya masalah perilaku mungkin saja terkait dengan masalah kejiwaan, maka kisahan semacam ini dapat merupakan masalah psikologis. Oleh karena itu, dalam buku yang merupakan hasil penelitian tentang karya-karya sastra Inggris dan Amerika yang bermutu ini, penulis menampilkan beberapa kasus para tokoh fiksional yang mencerminkan konsep-konsep yang terdapat dalam Psikologi Sastra. Para tokoh dimaksud terdapat dalam karya-karya sastra Inggris dan Amerika ciptaan Nathaniel Hawthorne, Eugene O'Neil, Theodore Dreiser, dan D.H. Lawrence. dalam buku ini dibahas pula para tokoh yang mencerminkan beberapa konsep yang terdapat dalam Psikologi Sastra, misalnya konsep-konsep: Oedipus Complex, Electra Complex, Naluri Kematian, rasa Bersalah, Agresivitas, Halusinasi, Konflik Batin, rasa Malu, dan sebagainya. Selain itu, dibahas pula pencerminan Teori Kebutuhan Bertingkat dari Abraham Maslow yang mencakup kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki dan dicintai, rasa harga diri, dan aktualisasi diri. Selama ini telaah karya sastra melalui pendekatan Psikologi Sastra sering diperdebatkan karena kerap kali hakikat sastra menjadi hilang, telaah sastra seakan-akan menjadi telaah Psikologi. Oleh karena itu, agar telaah sastra psikologis tidak meninggalkan hakikat analisis suatu karya sastra, maka pencerminan berbagai konsep psikologi di atas perlu disampaikan melalui metode perwatakan yang biasa digunakan dalam telaah sastra. Metode-metode tersebut misalnya, telling (langsung), showing(tidak langsung), gaya bahasa bahasa (figurative language): simile, matafor, personifikasi, , dan sudut pandang (point of view). Pembahasan dalam buku ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para peneliti, karena paparannya cukup jelas dan terperinci, sehingga buku ini akan bermanfaat bagi para peneliti yang berminat menganalisis suatu karya sastra dalam bahasa apapun.

Oleh karena itu, dalam buku yang merupakan hasil penelitian tentang karya-karya sastra Inggris dan Amerika yang bermutu ini, penulis menampilkan beberapa kasus para tokoh fiksional yang mencerminkan konsep-konsep yang terdapat dalam ...

KONSEP SISTEM PERTAHANAN NONMILITER

Suatu Sistem Pertahanan Komplemen Sistem Pertahanan Militer dalam Pertahanan Rakyat Semesta

Sudah lebih dari satu dekade,system pertahanan untuk menghadapi ancaman nonmiliter diundang-undangkan tetapi sampai sekarang belum ada yang memikirkan konsep system implementasinya. Akibatnya, NKRI tidak memiliki pertahanan untuk menghadapi berbagai ancaman nonmiliter, khususnya yang berada di luar jangkauan militer. Padahal, ancaman nonmiliter di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara (poleksosbudag) sangat berbahaya bagi kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan Bangsa dan NKRI. Untuk itulah, buku ini hadir dengan menyampaikan konsep Sistem Pertahanan Nonmiliter (Sishanonmil), suatu system pertahanan yang bukan sekadar menjadi system pendukung pertahanan militer sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat 2 UURI No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, melainkan suatu sistem tersendiri dalam Sishanrata sebagaimana diamanatkan dalam pasal 7ayat 3 UURI No. 3 Tahun 2002 itu. Buku ini sebaiknya dibaca dan diimplementasikan oleh segenap komponen bangsa, di kalangan sipil, militer, pemerintah, swasta, ormas/orpol, organisasi keagamaan, organisasi profesi, dsb. Dengan demikian, setiap komponen bangsa memahami kedudukan, fungsi, dan peranannya dalam keseluruhan Sishanrata. “… Izinkanlah saya memuji mitra-mitra Bhayangkari saya, LulusanAkademi Militer Nasional tahun 1964 yang didorong oleh kecintaan kepada Bangsa dan Negaranya telah menyumbangkan sebuah pemikiran berjudul “Sistem Pertahanan Non-Militer” yang hari ini disajikan kepada Dewan Pertimbangan Presiden. Demi tuntasnya tugas, kedepan masih dituntut sebuah kegiatan Sosialisasi Nasional yang sistematis dan terencana yang dari sekarang ingin saya peringatkan bahwa ganjalan terbesar yang akan dihadapi adalah persepsi keliru,mind-set yang salah tetapi mengaku benar, menuduh orang mengunggulkan security approach dari prosperity approach bahkan menuduh orang akan menghidupkan Militerisme. Menghadapi ganjalan seperti itu saya sarankan untuk mengingatkan bahwa Amerika Serikat yang multirasial, multicultural tapi menyepakati hanya dua Partai Politik saja namun yang sering disebut Liberal itu tidak pernah kurang perhatiannya terhadap Kewaspadaan Nasionalnya, selalu menyelaraskan antara pendekatan Prosperity danSecurity-nya dan tidak pernah membuat dikotomi antara keduanya.” (Jakarta, 22 Oktober 2015, Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono)

Di bidang nonmiliter ia berpengalaman hampir satu dasawarsa sebagai Deputi
Kepegawaian, Deputi Kelembagaan dan Sekretaris Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara merumuskan berbagai kebijakan-kebijakan manajemen
sumber ...

Pengantar Teori-Teori Sosial

Dari Fungsionalisme hingga Post-modernisme

Buku Pengantar Teori-teori Sosial melacak perkembangan teoritisasi sosial tentang medernitas yang dicetuskan Durkheim, Marx danWeber, perdebatan seputar struktur, agensi, dan perkembangan pemikiran feminis, hingga pengkajian tentang kontroversi teori kontemporer dalam sosiologi. Pip Jones, seorang pengajar Sosiologi di Cambridge, juga menyoal relativisme, post-modernisme, berikut kritik-kritiknya. Di bagian akhir, pembaca bisa menemukan perdebatan jantung teori sosial dewasa ini. Dengan ketajaman analisis, buku ini juga mengupas pemikiran Foucault, Bauman, Habermas, Beck, dan Giddens. Secara berurutan, Anda bisa mendalami: · Pengantar teori-teori sosial · Teori fungsionalisme (Emile Durkheim) · Materialism historis (Karl Marx) · Teori tindakan sosial (Max Waber) · Beragam teori feminism (liberal, Marxis, radikal) · Sosiologi interpretif · Teori wacana (Michel Foucault) · Strukturalisme, Post-strukturalisme, dan relativisme · Post-modernitas dan post-modernisme · Respons kritik atas post-modernisme dan post-modernitas Dengan demikian, para pemangku kepentingan (mahasiswa, peminat ilmu sosial, dosen, peneliti, akademisi, atau siapa pun) bisa mendapatkan landasan teori yang kuat guna memahami ilmu sosial.

... perhatian pada kehidupan sosial tingkat mikro, cara individu berinteraksi satu
sama lain dalam kondisi hubungan sosial secara individual, bukan tingkat makro
yakni cara seluruh struktur masyarakat memengaruhi perilaku individu. Mereka ...

Politik Lingkungan

Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi

Hutan rimba tropika adalah rahmat Allah untuk Indonesia. Pelestariannya tergantung pada kebijakan pemerintah (Pusat maupun Daerah), sebagaimana telah dibuktikan oleh Dr. Herman Hidayat dalam buku ini. - Prof. Dr. Amri Marzali (Antropolog, Univesitas Indonesia).

INOUE Makoto, Ph.D (Guru Besar The University of Tokyo) Tiada jalan yang
mulia selain belajar terus. Sahabatku yang terpercaya Dr. Herman Hidayat, telah
meletakkan peribahasa Inggris tersebut dalam praktek. Dia adalah pekerja keras
 ...

Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 3

Maret 1947-Agustus 1948

Tan Malaka (1984-1949) pada tahun 1942 kembali ke Indonesia menggunakan nama samaran sesudah dua puluh tahun mengembara. Pada masa Hindia Belanda ia bekerja untuk Komintren (organisasi komunis revolusioner internasional) dan pasca-1927 memimpin Partai Politik Indonesia yang ilegal dan antikolonial. Ia tidak diberi peranan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, tokoh Tan Malaka yang legendaris ini berkenalan dengan pemimpin-pemimpin Republik Indonesia: Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Tetapi segara pula mereka tidak sejalan. Tan Malaka menghendaki sikap tak mau berdamai dengan Belanda yang ingin memulihkan kembali kekuasaan kolonialnya. Ia memilih jalan 'perjuangan' dan bukan jalan 'diplomasi'. Ia mendirikan Persatoean Perdjoeangan yang dalam beberapa bulan menjadi alternatif dahsyat terhadap pemerintah moderat. Dalam konfrontasi di Parlemen ia kalah dan beberapa minggu kemudian Tan Malaka dan sejumlah pengikutnya ditangkap dan ditahan tanpa proses sama sekali - dari Maret 1946 sampai September 1948. Ia juga dituduh terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946 yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagai kudeta. Dalam periode yang dibicarakan dalam jilid ketiga ini Tan Malaka masih mendekam di penjara, namun demikian ia memiliki kesempatan untuk menulis. Sementara itu para pengikutnya sekali lagi terorganisir dalam Gerakan Revolusi Rakjat. Terdapat indikasi mungkin ia akan dibebaskan. Tan Malaka di dalam sel menulis autobiografi dalam tiga jilid Dari pendjara ke pendjara. Sebuah analisis mendalam menunjukkan bahwa autobiografi Tan Malaka dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Dalam jilid ketiga ini terdapat pula banyak perhatian terhadap proses pengadilan raksasa yang berlangsung dari Februari-Mei 1948. Dalam proses tersebut sejumlah besar politisi terkemuka diadili. Ini merupakan proses politik unik yang tidak pernah ada taranya di Indonesia

384 Nota 'Verbindingen tussen de “Dar-Ul-Islam”-beweging o.l.v. Kartosoewirjo
en de Tan Malaka-aanhang' [Hubungan antara gerakan “Dar-Ul-Islamdibawah
pimpinan Kartosoewirjo dan pengikut Tan Malaka], hlm. 26-27, Dalam Sectie
Inlichtingen Terr. TRC. Midden-Java, 'Rapport over het communisme', 10-9-1949,
hlm. 175-176, dalam NA, PG 974. 385 S.Tj.S. [Sudarjo Tjokrosisworo], 'Front
Nasional Demokrasi', Pacific, 5-4-1948, dan Tan Malaka, gerakan kiri, dan
Revolusi ...

Ilmu Sosial di Indonesia

Perkembangan dan Tantangan

Kita berefleksi untuk mendapatkan gambaran masa depan yang lebih baik. Sejak reformasi kita belum melihat kembali wajah kita, sudah banyak buku yang menunjukan wajah sedih, marah, terluka, juga wajah yang menantang masa depan. Akan tetapi sisi akademis terlewatkan, karena kita jarang mempertanyakan diri kita dalam keilmuan dan kaitannya dengan masa depan kita. Padahal sudah banyak lembaga pendidikan dan penelitian, negeri dan swasta, juga pendidikan berkembang baik, bahkan skema-skema beasiswa dalam dan luar negeri pun sudah kembali terbuka. Di sisi lain, kita masih melihat kemiskinan, kesenjangan antarjender, tidak berkembangnya kota dan desa, nilai rupiah cenderung turun, dan masalah lingkungan yang tiada habisnya. Apakah ilmu social sudah ditinggalkan? Apakah para ilmuwan social tersingkirkan? Bagaimana dengan generasi ilmuan social yang muda, yang berkiprah dari wilayah yang jauh dari pusat kota? Ilmu Sosial di Indonesia: Perkembangan dan Tantangan merupakan kumpulan artikel yang dikemas dalam konteks refleksi ilmu social kemudian berupaya memotretnya. Kumpulan tulisan ini adalah bukti kepedulian ilmuwan social atas negeri dan keilmuannya. Mereka berpikir dan berimajinasi dengan tujuan Nusantara Persada, menjadi Indonesia yang lebih baik.

Karya-karyanya menggarap isu hubungan agama dan negara, agama di dalam
komunitas, perkembangan Islam di Indonesia, dan Pancasila. M. Zainal Anwar
bergabung di IRE sejak tahun 2004 sebagai reporter di buletin Flamma dan saat
ini mengemban amanah sebagai manajer program Governance and Policy
Reform. Dia melanjutkan kuliah S-1 di Jurusan Perbandingan Madzhab dan
Hukum-Fakultas Syariah (tamat 2005) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga ...

Tentang Ilmu Pertahanan

Buku Tentang Ilmu Pertahanan menganalisis isu penting tentang pertahanan: manajemen pertahanan, kebijakan pertahanan, kerja sama pertahanan, diplomasi pertahanan, pertahanan dan keamanan dalam negeri, ekonomi pertahanan, strategi pertahanan, geografi pertahanan, intelijen pertahanan, nilai-nilai pertahanan, geopolitik dan sistem pertahanan. Yang menarik ialah ketika penulis mengulas ilmu militer, ilmu dan seni perang, serta perubahan dari institusi 'perang' menjadi 'pertahanan'. Perang dan pertahanan mencakup berbagai disiplin ilmu. Untuk itulah dalam "Kebijakan Pertahanan" yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan RI, terdapat istilah 'militer dan nir-militer' atau 'militer-nonmiliter'. Hal tersebut didasarkan adanya perubahan perkembangan lingkungan strategis, perubahan ancaman global, teknologi pernang, dan yang tidak kalah penringnya adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertahanan dan juga pengamat militer. Dengan demikian, perang pertahanan-militer–bukan hanya urusan atau kepentingan militer semata, tetapi juga merupakan kepentingan "masyarkat sipil–nir militer"(civil society) untuk mengetahui dan memahaminya–sesuai dengan perkembangan demokrasi atau demokratisasi pada saat ini, yaitu militer sebagai alata negara. oleh karena itu, militer harus tunduk kepada politik negara, karena proses pengambilan keputusan politik negara berada di tangan sipil (pemerintahan dan legislatif)

Dilihat dari kepentingan, dapat dibedakan antara: 1) Kerja sama atas dasar
kepentingan politik; 2) Kerja sama atas dasar kepentingan sosial-budaya; 3)
Kerja sama atas dasar kepentingan pertahanan. Selain kerja sama seperti di
atas, juga ...