Sebanyak 2564 item atau buku ditemukan

Konseling Komunitas

Bimbingan dan Konseling Komunitas untuk Meningkatkan Potensi Anak dan Remaja

BAB I KOMUNITAS SEKOLAH A. Definisi Bimbingan dan Konseling Komunitas 3 B. Bimbingan Konseling Komunitas Pendidikan 7 C. Konseling Komunitas Remaja ......................... 10 D. Bullying dan Kekerasan Anak ......................... 19 E. Bimbingan Konseling Komunitas Pesantren dalam Menangani Korban Trafficking ............. 22 BAB II KOMUNITAS KELUARGA A. Konseling Komunitas Perceraian .................... 35 B. Problematika Pernikahan Sirri bagi Keperempuan ..................................................... 39 C. Menggagas Kesejahteraan Komunitas ........... 44 D. Pedofilia: Jaringan Kejahatan International ... 48 E. Konseling Komunitas Mengatasi KDRT ........ 52 BAB III KOMUNITAS TRAUMATIS A. Konseling Traumatik Bencana .......................... 71 B. Konseling Komunitas Pengungsi dan Korban Krisis ..................................................................... 76 C. Memerangi Kebodohan dan Rasa Takut ......... 81 D. Pendekatan Konseling Komunitas yang Berorientasi Keadilan Sosial ............................ 85 BAB IV KOMUNITAS BERBASIS GENDER A. Memuliakan TKW: Belajar dari Hongkong ... 95 B. Mengatasi Tindak Kekerasan Pornografi dan Pornoaksi ............................................................ 98 C. Gerakan Perempuan dalam Bingkai Patriarkhi 106 BAB V KOMUNITAS MULTIKULTURAL A. Bimbingan danKonseling Komunitas Berbasis Internet ................................................................ 115 B. Bimbingan dan Konseling Komunitas Multikultural ...................................................... 119 BAB VI KOMUNITAS DI BERBAGAI SETTING A. Bimbingan Konseling Komunitas ................... 145 B. Layanan Terpadu untuk Korban Kekerasan . 160 C. Konseling Komunitas di Sekolah Berbasis Pesantren ............................................................. 168 D. Konseling Komunitas Keluarga ...................... 173 BAB VII KONSELING KARIR A. Penerapan Self-Efficacy pada Pengembangan Karier .................................................................... 179 B. Sosialisasi Perlindungan Perepmpuan dan Anak dengan Bimbingan Pribadi Sosial ................... 184 C. Perlindungan Buruh Migran ............................ 192 D. Gaya Hidup Remaja dan Dampak Karier Masa Depan ................................................................... 200

BAB I KOMUNITAS SEKOLAH A. Definisi Bimbingan dan Konseling Komunitas 3 B. Bimbingan Konseling Komunitas Pendidikan 7 C. Konseling Komunitas Remaja ......................... 10 D. Bullying dan Kekerasan Anak ......................... 19 E. ...

Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya”

Bimbingan dan konseling sebagai ilmu dan profesi diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan serta berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kegiatan bimbingan dan konseling tidak dibatasi hanya di madrasah/sekolah, melainkan juga menjangkau bidang-bidang di luar sekolah yang memberikan nuansa dan corak pada penyelenggaraan pendidikan formal dan pengembangan sumber daya manusia. Guru bimbingan konseling diharapkan lebih tanggap, antisipatif, proaktif, dan responsif terhadap perkembangan peserta didik yang terjadi dalam masyarakat. Bimbingan dan konseling mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi siswa agar berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan yang berlangsung antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien. Konselor merupakan orang yang memberikan bimbingan sedangkan klien adalah orang yang diberi bimbingan. Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi rahasia pribadi klien). Guru BK bertanggung jawab untuk membimbing siswa sehingga dapat memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh. Dengan demikian siswa diharapkan mampu membuat keputusan yang terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Setiap elemen pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan membentuk karakter. Sesuai dengan perumusan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa fungsi pendidikan untuk mengembangkan keterampilan dan pembentukan karakter serta peradaban dan martabat dalam konteks kehidupan intelektual bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa di untuk menjadi manusia yang beriman dan takut akan Tuhan Yang Maha Esa, mulia, sehat, berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, ... Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program ...

Bimbingan Klasikal yang Aktif dan Menyenangkan dalam Layanan & Bimbingan Konseling

Salah satu layanan yang dilaksanakan dalam pelayanan Bimbingan Konseling adalah Bimbingan Klasikal. Banyak guru Bimbingan Konseling (BK) yang bingung menyampaikan informasi atau penguasaan konten dalam bimbingan klasikal. Pelaksanaan bimbingan klasikal banyak dilakukan dengan ceramah, diskusi atau Tanya jawab serta hanya komunikasi satu arah atau hanya berpusat pada guru saja, sehingga peserta didik merasa bimbingan klasikal kurang menarik bahkan membosankan. Hal ini tentu saja dapat membuat tujuan dari pelaksanaan layanan bimbingan klasikal tersebut tidak tercapai. Pada buku ini, penulis mencoba memberikan strategi bimbingan klasikal aktif yang kreatif dan menarik. Strategi yang dipaparkan dalam buku ini merupakan pengalaman penulis sendiri selama kurang lebih sepuluh tahun melaksanakan tugas penulis sebagai seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di salah satu SMA di Kota Pontianak. Beberapa dari strategi tersebut ada yang hasil dari ide inovatif penulis dan ada hasil strategi para ahli yang penulis sesuaikan pelaksanaannya dalam bimbingan klasikal. Bab demi bab yang dipaparkan dalam buku ini diawali dengan BAB Dua yang membahas tentang pentingnya Bimbingan Konseling dalam Kurikulum, selanjutnya pada BAB Tiga dibahas tentang Layanan Bimbingan Konseling dan BAB Empat membahas tentang Bimbingan Klasikal. Inti dalam pembahasan buku ini adalah pada Bab Lima yaitu Strategi Bimbingan Klasikal Aktif. Pada Bab Dua sampai dengan Bab Empat, penulis mengacu kepada Buku Petunjuk Teknik Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kemendikbud 2014.

menggunakan strategi window career yang dapat membantu peserta didik untuk mengarahkan dirinya ke arah karir yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Adapun langkah-langkah strategi window career sebagai berikut : 1.

BIMBINGAN KONSELING DI ERA PANDEMI COVID-19 Sekumpulan Sejarah dan Perkembangan Konseling hingga Pandemi Melanda Dunia dan Permasalahnya

Buku Bimbingan Konseling di Era Pandemi Covid-19 ini merupakan susunan sejarah bimbingan konseling, permasalahan, dan penanganannya. Yang mana sebagai orang yang terlibat di dalam dunia pendidikan tentu merasa terpanggil untuk melaksanakan bimbingan dan konseling. Begitu juga dalam memandang “masah muri”. Jangan sampai ini diucapkan terbalik menjadi “murid Bermasalah”. Ini sekedar salah ucap tetapi sekaligus memiliki implikasi berbeda. Guru BK harus benar-benar dibebaskan untuk mengurus masalah ini karena mereka mempunyai otoritas ilmu dan teknik untuk menanganinya. Jangan sampai guru BK tenggelam atau ditenggelamkan pusaran konservatisme yang biasanya sangat getol menghardik murid atas nama menegakkan aturan, strength dalam pembelajaran atas nama mempercepat pemahaman murid, dan lain sebagainya. Meskipun bukan sebagai guru Bimbingan dan Konseling pun akan merasa terpanggil untuk memperbaiki keadaan terlebih di era Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini. Buku ini bisa dijadikan inspirasi dan referensi bimbingan konseling kapanpun dan dimanapun kita berada, baik guru BK maupun bukan guru BK, bahkan orangtua murid dan pemerhati pendidikan. Kita harus siap memberikan yang berharga kepada sesama, demi meraih kemuliaan di sisi-Nya dan berharap diridhai Allah subhanahu wa ta’ala.

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah: a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan. b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang ...

Bimbingan Konseling Anak Usia Dini

Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya beruntun.

Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik.

Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar

Tugas dan tanggung jawab guru kelas dapat dikatakan sangat berat, karena harus menjalankan tugas secara menyeluruh (totalitas), baik tugas menyampaikan materi pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua peserta didik tanpa terkecuali. Pentingnya layanan bimbingan konseling di sekolah dasar bukan saja mengacu pada permasalahan semata, melainkan semua aspek yang berkaitan dengan pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik seperti minat dan bakat. Buku ini ditulis dan didesain pada Edisi Kedua berdasarkan silabi matakuliah bimbingan dan konseling yang berlaku di setiap jenjang pendidikan maupun di tingkat PT swasta maupun negeri, yang sengaja dipersiapkan untuk calon guru, guru kelas, kepala sekolah, mahasiswa maupun dosen yang akan dijadikan bahan ajar dalam matakuliah tersebut. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia #Kencana

Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dijelaskan bahwa konselor adalah seorang yang memegang peranan developmental, yaitu mempersiapkan pengalaman-peng alaman di mana perkembangan karier yang efektif, dan bukan hanya peranan ...

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Masa modern sekarang ini terdapat berbagai pilihan karier yang sangat beragam, hal tersebut menuntut kemampuan peserta didik dalam menentukan karier yang dikehendaki agar sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki, selain itu setiap ...

BUKU AJAR ASESMEN TES DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Penerapan teori pilihan karir Holland melibatkan penilaian individu dalam hal dua atau tiga tipe kepribadian yang menonjol dan kemudian mencocokkan tipe masing-masing dengan aspek lingkungan dari karir potensial.

PENGANTAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Judul : PENGANTAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Penulis : Dr. Yunus, S.Pd.I, M.Pd.I., dan M. Khotib Arifai, S.E., M.M Editor : Mukhlisin, S. Kom.I., M.Pd.I Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 208 Halaman No ISBN : 978-623-497-242-9 Tahun Terbit : Januari 2023 SINOPSIS Buku ini sebagai proses strategi dalam penguatan manajemen pendidikan Islam proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif. Sedangkan Pendidikan Islam merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Buku ini membahas segala hal dan proses-proses yang berlangsung dapat benar-benar dikelola dengan baik sehingga proses pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan Islam dapat lebih mudah terwujud. Ruang lingkup praktik manajemen pendidikan Islam meliputi manajemen kelembagaan dan program pendidikan Islam serta aspek spirit Islam melekat pada setiap aktivitas pendidikan., sentralisasi, rantai skalar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat kelompok. Maka akan terwujud pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/organisasi daripada kepentingan pribadi dalam memberikan kontra prestasi.

Judul : PENGANTAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Penulis : Dr. Yunus, S.Pd.I, M.Pd.I., dan M. Khotib Arifai, S.E., M.M Editor : Mukhlisin, S. Kom.I., M.Pd.I Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 208 Halaman No ISBN : 978-623-497-242-9 Tahun Terbit : ...

Pengantar Manajemen Pendidikan

Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling berinteraksi pula dengan lingkungan eksternalnya. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan. Dalam buku Pengantar Manajemen Pendidikan ini terdiri dari 12 Bab, yaitu : Bab 1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Bab 2 Karakteristik Konsep Manajemen Pendidikan Bab 3 Pendekatan-pendekatan dalam Manajemen Pendidikan Bab 4 Manajemen Pengelolaan Pembelajaran Bab 5 Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah Bab 6 Manajemen Mutu dalam Pendidikan Bab 7 Manajemen Peserta Didik Bab 8 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Bab 9 Manajemen Sarana dan Prasarana Bab 10 Supervisi Pendidikan Bab 11 Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan Bab 12 Manajemen Pendidikan Di Era Digital

Dalam buku Pengantar Manajemen Pendidikan ini terdiri dari 12 Bab, yaitu : Bab 1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Bab 2 Karakteristik Konsep Manajemen Pendidikan Bab 3 Pendekatan-pendekatan dalam Manajemen Pendidikan Bab 4 Manajemen ...