
Kisah Hikayat Nabi Syuaib (Jethro) Dalam Islam
Nabi Syu'aib atau Shuaib atau Jethro adalah seorang nabi yang diutus kepada kaum Madyan dan Aikah menurut tradisi Islam. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Qur'an dan ia wafat di Madyan. Syu'aib secara harafiah artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran". Karena menurut islam, Nabi Syu'aib (Jethro) telah berusaha untuk menujukkan jalan yang lurus kepada umatnya yaitu penduduk Madyan dan Aykah. Menurut sejarah Islam, Nabi Syuaib memiliki nasab sebagai berikut, Syu'aib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin ʿAbir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh. Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai Jethro, dan menjadi bapak mertua Musa dalam ajaran Samawi, karena Nabi Musa telah menikahi putrinya yang bernama Saffurah (Safrawa). Saffurah kemudian melahirkan 2 putra bagi Nabi Musa. Nabi Syu’aib tinggal di kota Madyan yang letaknya di Yordania sekarang. Ketika itu, masyarakatnya kafir kepada Allah dan melakukan berbagai kemaksiatan, seperti membajak dan merampas harta manusia yang melintasi mereka. Mereka juga menyembah pohon lebat yang disebut Aykah. Mereka bermuamalah buruk dengan manusia, menipu dalam melakukan jual beli dan mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka bernama Nabi Syu’aib. Beliau mengajak mereka beribadah kepada Allah dan tidak berbuat syirik, melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan serta melarang melakukan pembajakan, dan melarang berbuat buruk lainnya. Nabi Syu’ab berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.— Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok…dst.” (QS. Al A’raaf: 85) Demikianlah, Nabi Syu’aib ‘AS (Jethro) terus berdakwah kepada kaumnya dan menerangkan kebenaran kepada mereka, tetapi yang beriman hanya sedikit saja, sedangkan sebagian besar mereka kafir. Meskipun begitu, beliau tidak berputus asa terhadap penolakan mereka, bahkan tetap sabar mendakwahi mereka dan mengingatkan mereka nikmat-nikmat Allah yang tidak terhingga. Akan tetapi kaumnya tetap tidak menerima nasihat dan dakwahnya, bahkan mereka berkata kepada Nabi Syu’ab sambil mengolok-olok, “Wahai Syu’aib! Apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.” (QS. Huud: 87) Kemudian Nabi Syu’aib membantah mereka dengan kalimat yang halus sambil mengajak mereka kepada yang haq, “Wahai kaumku! Bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Huud: 88) Seperti itulah Nabi Syu’aib (Jethro), Beliau berdakwah dengan argumentasi yang kuat, sehingga Beliau disebut Khathibul Anbiya’ (Ahli Pidato dari kalangan para nabi)
- ISBN 13 : 151637262X
- ISBN 10 : 9781516372621
- Judul : Kisah Hikayat Nabi Syuaib (Jethro) Dalam Islam
- Pengarang : Muham Taqra,
- Kategori : Fiction
- Penerbit : Krakatau Dragon SP
- Bahasa : id
- Tahun : 2015
- Halaman : 20
- Halaman : 20
- Google Book : https://play.google.com/store/books/details?id=ozBmCgAAQBAJ&source=gbs_api
-
Ketersediaan :
Kemudian beliau berhenti dari pembicaraannya dan sekarang kaum membuka
pembicaraan: "Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, apakah agamamu yang menyuruh
agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapakbapak kami atau
melarang hand berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami.
Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal " (QS.
Hud: 87) Para penduduk Madyan yang kafir mereka biasa merampok dan
menyembah alAikah, yaitu ...