Sebanyak 4 item atau buku ditemukan

Cognitive and Psycholinguistic Organisation in Bilinguals

A Study of Aspects of Affective Meaning.

This dissertation, "Cognitive and Psycholinguistic Organisation in Bilinguals: a Study of Aspects of Affective Meaning." by Brian Marshall, Young, was obtained from The University of Hong Kong (Pokfulam, Hong Kong) and is being sold pursuant to Creative Commons: Attribution 3.0 Hong Kong License. The content of this dissertation has not been altered in any way. We have altered the formatting in order to facilitate the ease of printing and reading of the dissertation. All rights not granted by the above license are retained by the author. DOI: 10.5353/th_b3122940 Subjects: Meaning (Psychology) Semantics (Philosophy) Bilingualism - Psychological aspects

This dissertation, "Cognitive and Psycholinguistic Organisation in Bilinguals: a Study of Aspects of Affective Meaning." by Brian Marshall, Young, was obtained from The University of Hong Kong (Pokfulam, Hong Kong) and is being sold ...

SQ - Kecerdasan Spiritual

Tes IQ mengukur kecerdasan rasional—kemampuan yang kita gunakan untuk memecahkan persoalan logis atau akademis. Selama berpuluh-puluh tahun, IQ dipandang sebagai ukuran terbaik atas kecerdasan dan potensial seseorang dalam meraih sukses. Tetapi pada awal 1990-an Daniel Goleman menunjukkan bahwa sukses juga bergantung pada kecerdasan emosi (EQ), yakni kemampuan dalam empati, bela rasa, dan memahami perasaan diri dan orang lain. Kini, pada akhir abad ke-20, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim bahwa ada “Q” lain yang harus dipertimbangkan: SQ atau kecerdasan spiritual. Bahkan, Zohar menegaskan bahwa “SQ adalah landasan yang niscaya untuk membangun IQ dan EQ. SQ adalah kecerdasan tertinggi kita.” Komputer bisa jadi mempunyai IQ yang tinggi; binatang pun mungkin juga memiliki EQ yang kuat, tetapi hanya manusialah yang mempunyai SQ—kemampuan untuk bersikap kreatif, mengubah aturan, mengubah situasi, dan menangkap makna. Dengan referensi yang luas dan gaya bahasa yang enak dibaca, buku ini patut dijadikan sebagai rujukan standar seputar kecerdasan spiritual. [Mizan, Pustaka, Referensi, Islam]

Jadi, pengalaman spiritual yang dialami oleh pasien epilepsi dikaitkan dengan
peningkatan aktivitas lobus temporal. Yang dilakukan oleh Dr. Persinger adalah
sejenis pengendalian kondisi. Setelah mendapati bahwa lobus temporal dapat
dirangsang secara buatan dengan medan magnet, dia berhasil mengenali dan
menyelidiki kaitannya dengan berbagai ragam pengalaman mistis —
pengalaman keluarnya ruh dari jasad, pengalaman kehidupan zaman lalu,
pengalaman UFO, ...

Sociology

Making Sense of Society