Sebanyak 128 item atau buku ditemukan

Keadilan Jender

Perspektif Feminis Muslim dalam Sastra Timur Tengah

Mengkaji feminisme dalam perspektif Islam sangat menarik. Dengan jelas dan rinci, penulis menggambarkan tahapan dalam perkembangan gerakan feminisme di Eropa, Amerika, dilengkapi dengan kondisi di Dunia Arap Muslim. Free Hearty melukiskan bagaimana tokoh perempuan dalam ketiga karya sastra, berjuang dan berusaha keluar dari cengkraman budaya patriaki dan tradisi. Terkadang hambatan datang bukan hanya dari tokoh laki-laki tetapi justru dari perempuan lain, bahkan ibu sendiri. Yang menarik adalah kesimpulan kajian itu; dalam karya Saadawi dan Ghalem yang mengangkat pertentangan antara ideologi feminisme dan patriarki, pengarang malahan terjebak dalam sikap yang mensubordinasi perempuan di bawah kekuasaan laku-laki (feminis korban). Sebaliknya, karya Mahfoudz yang sebenarnya hanya ingin mengungkapkan masalah keadilan dan kemanusiaan, justru sangat kental mengungkap potensi perempuan yang tegas, tegar dan rasional dalam menghadapi hidup (feminisme kekuasaan). P​rof. Dr. Ida Sundari Husen

Perspektif Feminis Muslim dalam Sastra Timur Tengah Free Hearty ... Kondisi ini
pula yang menggiring timbulnya sikap misoginis.4 Dalam situasi dan kondisi
seperti itulah Islam turun. Jadi, Al ... jawab terhadap terjadinya drama kosmik,
yang menyebabkan nenek moyang manusia jatuh dari surga ke bumi dan
menyebabkan terjadinya dosa warisan (lihat “Kajian kritik terhadap ayat-ayat
Genderdalam Rekonstruksi Metodologis Wacana kesetaraan Gender dalam
Islam, 2002, hlm.

Krisis Budaya?

Oasis Guru besar Fakultas Ilmu Budaya UI

Pertanyaannya, dalam berbicara tentang kehidupan (bersama), haruskah kita sekata? Benarkah Bahasa mempersatukan kita? Adakah budaya yang ragam mempersatukan kita atau –bisa-- sebaliknya? Buku ini, seperti berbagai buku lain yang merenungi gerak hidup manusia Indonesia, dengan sederhana dan salah tingkah mencoba memahami gaduh seru lucu haru yang ada dan mengatakan apa yang menyengkilit dan membuatnya amnesia. Jelas, Indonesia kaya raya. Namun, kita tak acuh bahkan tidak hendak mengenal apalagi mengakuinya. Masalah bahasa. Ketakmengertian budaya dan jati diri. Persoalan kesadaran bangsa. Kekayaan budaya, termasuk kearifan lokal yang menjadi slogan belaka. Wawasan kebangsaan? Dirasakan adanya bahaya partikularisme dan relativisme budaya. Kita bahkan tak hirau dengan kemungkinan proxy war. Apakah yang perkara? Siapakah kita sesungguhnya? Krisis identitas? Berulang kembali kita membicarakan tonggak budaya seperti bendera, NKRI, Sumpah Pemuda, Bineka Tunggal Ika, Pancasila, Bahasa Indonesia, yang kesemuanya ternyata kita lupakan karena terkecoh oleh sengat gemerlap gairah mengejar masa depan. Saya berharap kelima belas bab dalam buku ini dapat menunjukkan kepada pembaca apa yang menjadi soal, kompleksitas dan kemultidimensionalan perkara hidup dan budaya kita, apa yang perlu dipertengkarkan dan dipertimbangkan dalam upaya membangun bangsa dan memastikan hakikat dan martabatnya. Dengan kondisi yang ada, globalisasi, dan teknologi canggih yang membuat mulut ternganga dan kehidupan pun terbawa, kemajuan pesat yang tak mempertanyakan ketertinggalan apalagi kesiapan, dan pemerintahan yang gamang, buku ini bertanya: akan ke manakah kita sebagai bangsa yang ber-”budaya krisis” bergerak dan menuju? (Riris K. Toha Sarumpaet, Ketua DGB Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI)

Melalui teks yang disusun sebagai cerita, kita dapat mengetahui alam pikiran,
cita-cita, dan pedoman hidup para leluhur ... dalam bahasa Jawa Kuna, Arab,
Jawa, Sunda, Bali, Melayu, Minangkabau, Lampung, Bugis, Makasar, Wolio (
Buton), ...

Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia

Sebuah Tantangan

Buku ini menjelaskan bahwa ‘nasionalisme Indonesia’ saat ini sedang dirunding masalah. Globalisasi dituduh sebagai penyebab dari luar karena mengakibatkan liberalisasi dan dominasi pasar bebas. Akan tetapi, tidak kurang pentingnya adalah faktor internal, khususnya desentralisasi/otonomi daerah yang salah sasaran, dan rusaknya tatanan sosial, hukum, dan politik bangsa akibat melemahnya integritas warga negara dan penyelenggara negara. Wujudnya muncul dalam wajah korupsi perilaku kolutif, dan konflik antaretnik yang seringkali pula mengatasnamakan agama. Kondisi ini mengindikasikan Indonesia sebagai negara-bangsa (nation-state) belum sepenuhnya terbangun. Ketahanan budaya Indonesia juga tengah menghadapi tantangan yang berat. Budaya-budaya daerah/lokal yang merupakan kesatuan dalam ikatan budaya nasional kian melemah sehingga dengan mudah diklaim oleh bangsa lain menjadi miliknya sendiri. Ironisnya, keadaan ini berlangsung tanpa pembelaan yang cukup dari negara. Melemahnya daya tahan budaya ditenggarai karena kegagalan kita sebagai bangsa menyikapi globalisasi secara cerdas sehingga mudah menerima dan menerapkan budaya asing yang beberapa aspeknya justru bertentangan dengan budaya bangsa kita sendiri. Nasionalisme yang kian memudar dan ketahanan budaya yang terus melemah berpotensi menggoyahkan bangunan ‘rumah Indonesia’ yang bersifat multietnik dan multikultural. Kontribusi dari buku ini adalah pada upaya mencari solusi dalam menjawab dua problem kontemporer tersebut melalui pendekatan politik, sosiologis, dan budaya.

Being a Javanese, a Sundanese, a Minangkabau, or whatever did not make any
difference, because all were natives. Thus the category of natives, which could
make sense only in terms of Dutch colonial domination, became the basis of new
 ...

Rona Budaya

Festschrift untuk Sapardi Djoko Damono

Rona Budaya adalah persembahan karya ilmiah untuk menghargai kepakaran Sapardi Djoko Damono. Para penyumbang buku ini menulis berdasarkan bidang keahlian masing-masing, yang secara langsung dan tidak langsung menunjukkan hasil rintisan Sapardi untuk meluaskan dimensi ilmu dan dialog lintas disiplin dari Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya. Buku ini memaparkan hasil upaya Sapardi untuk membangun ilmu sastra melalui mata kuliah dan berbagai jenis penelitian yang dirambahnya, dari sosiologi sastra, ssatra populer, sejarah sastra, kajian alih-wahana dan ekranisasi, dan sastra bandingan. Rona Budaya juga merujuk pengembangan kajian yang bersifat lintas dan inter disiplin, termasuk filsafat, sejarah, arkeologi, perpustakaan, linguistik, dan kajian dengan paradigma di luar bidang sosial humaniora untuk memperkaya ilmu sastra dan budaya. Kepedulian Sapardi dalam persoalan kebahasaan, pendidikan, dan kebudayaan telah bergaung dalam tulisan-tulisan dalam buku, yang ditulis oleh mantan mahasiswa dan kolega.

Nagari dalam sistem kultural Minangkabau adalah sistem pemerintahan yang
otonom, sejenis republik kecil, sedangkan pada masa Orde Baru ia dibagi-bagi
sehingga mengacaukan sistem sosio-kultural dan politik Minangkabau. Dalam ...

Mengembangkan Kreativitas

Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia

Cuplikan pengalaman hidup / Emil Salim Pengalaman hidup dengan kreativitas / S.C. Utami Munandar Pengembangan kreativitas sepanjang masa / Conny Semiawan Kreativitas dalam kehidupan pribadi / Toety Herati Noerhadi Rangsangan, tantangan, dan peluang, kaitannya dengan kreativitas / A.S. Munandar Peran kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat / Boen Setiawan Selalu ada cerah / Ieda Poernomo Sigit Sidi Membangun kedamaian, menjaga keharmonisan, sebuah cerita perjalanan / Drs. Nugroho Pada mulanya adalah gagasan / Bambang Utomo Kreativitas dan pengalaman hidup saya / Seto Mulyadi.

Jubelium 50 tahun BPK Penabur dan Pembelajaran kelompok bermain BPK
Penabur KPS Bogor, 2000; Teknik-teknik peningkatan keterampilan pengajaran
untuk anak Sekolah Dasar. Seminar Pendidikan dan Kesehatan Yayasan
Kusuma ...

Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias

Panduan Penelitian Arkeologi dan Antropologi

Nias, merupakan salah satu pulau yang kaya dengan tinggalan Megalitik, dan tinggalan dimaksud masih tetap berdiri tegar di perkampungan-perkampungan tradisional hingga kini. Hampir seluruh aspek kebudayaan Nias yang kita lihat sekarang ini terasa unsur budaya Megalitiknya. Di Nias Selatan, beberapa prosesi upacara yang berkaitan dengan pendirian banggunan Megalitik (upacara owasa/faulu), dan masih dilaksanakan hingga kini, hanya saja dengan berbagai penyesuaian. Adapun penuesuaian pada upacaraowasa/faulu (upacara besar untuk meningkatkan status sosial) di antaranya secara komunal, sehingga babi yang diperlukan dalam upacara tersebut dapat menjadi beban bersama. Berbagai hal yang dapat dipetik dari pelaksanaan upacara owasa/faulu dimaksud di antaranya memiliki status yang tinggi di masyarakat, karena status yang didapatkan dari upacara itu memiliki pengaruh lebih kuat dibandingkan dengan status yang didapatkan dengan cara yang lain, seperti pendidikan, misalnya, sehingga tidak jarang peran bangsawan lebih besar dibandingkan dengan peran kepala desa yang bukan dari kelompok bangsawan. Menjadi bangsawan merupakan upaya pencapaian yang lebih tinggi dalam kosmologis lama, selain upaya mendekatkan diri dengan leluhur, baik dalam konteks religi maupun dalam konteks kekerabatan. Hal tersebut diperlukan mengingat senioritas memiliki kekuasaan yang lebih dibandingkan dengan yuniornya, sehingga orang yang tinggi tingkatannya dalam kosmologis lama (tingkatan owasa/faulu berkaitan dengan tingkatan kosmologis) atau dekat dalam struktur kekerabatan dengan leluhur, memiliki kekuasaan yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya. Ketika migrasi terakhir datang ke Boronadu, Gomo, pada tahun 1400-an Masehi, di bagian selatan Pulau Nias (sesuai dengan folklor lisan asal-usul masyarakat Nias), telah ada sekelompok orang yang tinggal di bagian utara Nias, yaitu di Gua Togi Ndrawa, dan juga di Gua Togi Bogi. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil serangkaian penelitian arkeologis yang disertai dengan serangkaian analisis radiokarbon (C14). Mengingat budaya yang dibawa kelompok migrasi terakhir ini. di antaranya, sangat menjunjung konsep senioritas, maka disusunlah folklor asal-usul masyarakat Nias, dengan menyampaikam bahwa leluhur merekalah yang pertama kali turun dari langit, sebelum leluhur kelompok lainnya ada di pulau Nias. Dengan demikian, legitimasi atas wilayah dan juga berbagai aspek sosial lainnya menjadi sah. Konsep tersebut dimungkinkan untuk diterima, mengingat budaya yang dibawa kelompok migran terakhir lebih maju, baik dari aspek teknologi, religi, dan cara hidup, yang kemudian dilegalisasi dari aspek budaya materi, kosmologis, religi, konsep struktur sosial, dan upacara, serta selalu menjadi bagian prosesi keseluruhan aspek dimaksud.

Nias, merupakan salah satu pulau yang kaya dengan tinggalan Megalitik, dan tinggalan dimaksud masih tetap berdiri tegar di perkampungan-perkampungan tradisional hingga kini.

Partai Syarikat Islam Indonesia

Konstestasi Politik hingga Konflik Kekuasaan Elite

PSII yang berawal dari syarikat Islam (SI) adalah organisasi pelopor gerakan kebangsaan pertama di Indonesia yang bergerak memperjuangkan kemerdekaan yang sifatnya lintas etnis, lintas kelas, dan berskala nasional. Sampai saat ini belum ada satu pun buku yang menggambarkan perjalanan politik PSII setelah kemerdekaan khususnya pada masa Orde Baru, yaitu ketika partai-partai harus berhadapan secara politik dan ideologis dengan pemerintah Orde Baru yang menghendaki restrukturisasi kepartaian melalui fusi tahun 1973. Seperti kita ketahui, periode Orde Baru dengan politik rejimentasinya yang intensif dan sistematis menjadi salah satu masa paling krusial dalam sejarah politik kepartaian, yang nantinya amat menentukan peran dan posisi partai dalam dinamika politik Indonesia. PSII dalam hal ini juga tidak luput dari terpaan torpedo rejimentasi politik Orde Baru. Terkait persoalan struktural, partai-partai politik (Islam) di Indonesia sampai saat ini agaknya masih belum maksimal melaksanakan fungsi-fungsi kepartaian sebagai kontribusi untuk penguatan demokrasi substantif. Konflik internal partai yang berujung pada perpecahan partai, sistem rekrutmen dan kaderisasi yang belum terukur, kurangnya pemahaman dan kemampuan elite partai menyerap dan menyalurkan aspirasi anggota dan pendukungnya, menguatnya oligarki politik dalam kepemimpinan partai, tata kelola administrasi dan keuangan partai yang kurang transparan, adalah beberapa hal yang memperlihatkan partai belum terkonsolidasi dengan baik. Konflik kepemimpinan PSII yang terjadi 40 tahun lalu yang menjadi fokus buku ini rupanya masih tetap menjadi fenomena kepartaian kita sampai hari ini. Konteks politik internal PSII agaknya masih relevan dengan persoalan struktural dan kultural yang dihadapi partai-partai politik kita saat ini.

PSII yang berawal dari syarikat Islam (SI) adalah organisasi pelopor gerakan kebangsaan pertama di Indonesia yang bergerak memperjuangkan kemerdekaan yang sifatnya lintas etnis, lintas kelas, dan berskala nasional.

PENGANTAR TEORI-TEORI SOSIAL (Edisi Revisi)

Buku Pengantar Teori-teori Sosial melacak perkembangan teoritisasi sosial tentang modernitas yang dicetuskan Marx, Durkheim, dan Weber, perdebatan seputar struktur, agensi, dan perkembangan pemikiran feminis, hingga pengkajian tentang kontroversi teori kontemporer dalam Sosiologi. Pip Jones, bersama dua intelektual dari Anglia Ruskin University, Liz Bradbury dan Shaun Le Boutillier, mengkaji relativisme, post-modernitas, post-modernisme, berikut kritik-kritiknya. Pembaca juga bisa menemukan perdebatan jantung teori sosial dewasa ini. Dengan ketajaman analisis, buku ini juga mengupas pemikiran Foucault, Bauman, Habermas, Beck, dan Giddens. Dalam buku ini, Anda bisa mendalami pengantar berbagai teori sosial, analisis tentang Marx dan Marxisme, pemikiran Emile Durkheim, gagasan Max Weber, kajian tentang teori tindakan, teori wacana dan modernitas, struktur sosial dan tindakan sosial, post-modernitas, modernitas, serta teori-teori feminis dan gender. Pada edisi kedua ini, ada beberapa penambahan analisis, antara lain, tentang ideologi di Inggris kontemporer; birokrasi dan rasionalisasi; rasionalisasi setelah Weber; bahasa dan kehidupan sosial; teori Foucault dan proyek modernitas; Foucault dan feminisme; governmentality dan agensi; Jürgen Habermas dan rasionalitas komunikatif; teori-teori feminis dan pembebasan perempuan; dan berteori kembali tentang patriarki. Terdapat juga bab baru: ‘Struktur Sosial dan Tindakan Sosial’ dan ‘Memperbincangkan Kembali Modernitas’.

pengamatan (surveillance) dan pengamatan diri (self surveillance)
dimungkinkan terjadi tanpa keyakinan, yang bertahta dalam filsafat Barat, teologi
, politik dan seni, bahwa menjadi manusia berarti memiliki entitas hakiki
kehidupan (inner ...

Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba

Anda bisa mendapatkan banyak manfaat setelah membaca buku ini. Anda bisa mempelajari pengalaman para penulis dalam perencanaan dan pengembangan organisasi. Buku ini juga menawarkan konsep dan teknik mendasar tentang apaitu perencanaan strategis dan mana yang tidak termasuk dalam perencanaan strategis. Bika dilakukan dengan baik, perencanaan strategis merupakan proses kreatif dan partisipatif yang menimbulkan pemahaman baru serta membantu organisasi mengejar misinya. Perencanaan strategis menjadi alat penting bagi organisasi nirlaba menuju keberlanjutan dan keberhasilan organisasi. Buku ini juga dilengkapi buku kerja yang disusun dengan pendekatan yang mudah dipahami.

Rumusan Gabungan Misi dan Visi Departemen Kebidanan dan Kandungan Misi
Departemen Obstetri dan Ginekologi adalah melakukan riset yang penting,
mengembangkan dan mempertahankan lingkungan pendidikan yang ilmiah, dan
 ...

Disiplin Hukum yang Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Penghapusan diskriminasi terhadap perempuan sedang diupayakan, tidak jarang dengan hasil yang memprihatinkan. Seberapa jauh Disiplin Hukum mencerminkan kesetaraan dan keadilan gender dengan tolak ukur Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan? Sebenarnya, sistem sosial yang partriarkis serta sistem kapitalisme global telah mengakibatkan ketidak-setaraan dan ketidak-adilan dalam hubungan antara anggota masyarakat pada umumnya, khususnya hubungan antar pria dan perempuan. Jaringan kekuasaan sistem kapitalisme, telah tertata secara mengglobal, strategis, tampak atau tidak tampak, dari kota-kota besar di mancanegara sampai ke desa-desa. Jaringan kekuasaan ini telah menggurita kemana-mana, dan masyarakat terjerat di dalamnya, sadar ataupun tidak. Sistem hukum dengan komponen-komponennya, yaitu masyarakat, pembentuk, pelaksanaan dan penegak hukum, pada umumnya telah menginternalisasi nilai-nilai sistem sosial dan ekonomi ini, berabad-abad lamanya. Bebarapa dekade terakhir telah berkembang gerakan-gerakan anti sistem ini, namun strategi resistensinya juga kuat, adakalanya terselubung dalam gerakan anti sistem itu sendiri. Hal ini hendaknya menjadi perhatian dalam rangka transformasi dan reformasi hukum yang sedang diupayakan, khususnya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

Sebagai kelompok-kelompok masyarakat maka dengan sendirinya tumbuh dan
berkembang di antara anggota satu masyarakat hukum, kebiasaan dan adat,
yang kemudian berkembang menjadi Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat.
Dalam ilmu hukum digolongkan pada konsep hukum sebagai fakta sejarah.
Dengan masuknya agama-agama di Indonesia maka Hukum Agama terutama
Hukum Islam diberlakukan di Indonesia, khususnya mengenai Hukum Keluarga,
Perkawinan, ...