Liberalisasi ketenagakerjaan membuka peluang Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk dan bekerja di Indonesia. TKA diperlukan karena keterbatasan ketersediaan tenaga kerja terampil, selain juga adanya kebutuhan untuk menarik investasi asing. Namun meningkatnya jumlah TKA, maraknya TKA illegal, dan penggunaan TKA yang tidak sesuai aturan dikhawatirkan memperparah persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan politik hukum ketenagakerjaan asing yang baik agar TKA benar-benar memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.Buku berjudul Tenaga Kerja Asing: Analisis Politik Hukum ini merupakan kumpulan karya tulis ilmiah yang mengkaji politik hukum ketenagakerjaan asing, khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Jawa Timur. Buku ini mengulas politik hukum ketenagakerjaan asing ditinjau dari tanggung jawab negara dan pelaksanaannya; politik hukum pengendalian TKA yang dilakukan melalui persyaratan bagi TKA untuk dapat bekerja, perizinan, dan pelaporan TKA ke otoritas yang berwenang; politik hukum alih teknologi dan alih keahlian dari TKA kepada TKI Pendamping; dan yang terakhir mengulas tentang politik hukum pengawasan terhadap TKA.
Liberalisasi ketenagakerjaan membuka peluang Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk dan bekerja di Indonesia. TKA diperlukan karena keterbatasan ketersediaan tenaga kerja terampil, selain juga adanya kebutuhan untuk menarik investasi asing.
Demokrasi memang memberi ruang yang lebar bagi setiap kelompok, golongan, dan identitas asal untuk mengaktualisasikan diri. Buku ini berisi makalah berbagai seminar dan laporan penelitian tak hanya menggugat sekaligus mengingatkan masalah negara dan pemerintahan yang masih terus berlangsung. Betapa sia-sianya kita berdemokrasi jika sekadar untuk merayakan tindak kekerasan dan anarki.
Hampir tidak ada upaya serius para pemimpin partai politik era reformasi dewasa ini untuk membenahi diri. Para politisi partai justru makin melestarikan problematik struktural partai-partai dan “menikmati” situasi tidak sehat tersebut demi kelangsungan kekuasaan pribadi dan atau kelompok mereka sendiri. Kecenderungan serupa tampak pula dalam konteks sistem kepartaian, sehingga tidak jelas arah dan formatnya, apakah koheren dengan pilihan terhadap sistem pemerintahan, sistem perwakilan, dan sistem pemilu. Sementara itu pemilu-pemilu yang semakin bebas, demokratis, dan bahkan semakin langsung, cenderung menghasilkan sebagian wakil rakyat yang korup dan tidak bertanggung jawab. Buku ini tidak hanya membedah problematik partai politik, sistem kepartaian, pemilu, dan format keparlemenan serta kualitas kinerja legislatif yang dihasilkan oleh pemilu-pemilu era reformasi, melainkan juga merumuskan “peta jalan” perubahan politik yang perlu dilakukan ke depan agar sistem demokrasi pasca-Orde Baru benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat dan kolektifitas bangsa kita.
Pendidikan di sekolah bertujuan memberikan latihan untuk membuat penilaian
itu. Khususnya di Prancis, teknik pedagogis dari apa yang disebut "explication de
texte" 'penjelasan teks', yang merupakan tiang penting dalam pendidikan di ...
Alexis masih berusia delapan tahun ketika ia bersama adiknya Laure menyaksikan ayahnya bangkrut dan bersamaan itu berkembang pula sebuah mimpi “gila”-nya: menemukan emas yang disembunyikan Bajak Laut di pulau Rodrigues. Setelah menginjak usia dewasa, ia meninggalkan pulau Maurisius dengan menumpang kapal Zeta untuk mencari harta karun itu. Pencarian yang penuh khayalan, keputusasaan. Hanyalah cinta tanpa suara dari gadis penduduk asli (Manaf), Ouma, yang merintang Alexis dari rasa kesepian. Lalu meletuslah perang dunia yang dilewatinya di Prancis (dalam pasukan Inggris). Pada tahun 1922, ia kembali ke pulau Maurisius dan bergabung lagi dengan Laure serta menyaksikan Mam meninggal. Selanjutnya ia hidup menutup diri di Mananava. Namun, Ouma melepaskan diri dan lenyap. Ternyata Alexis memerlukan tiga puluh tahun untuk memahami bahwa harta karun itu hanya ada jauh di dalam dirinya sendiri, dalam cinta dan cinta akan kehidupan, dalam keindahan dunia.
Di kejauhan sudah terlihat cahaya pandu penunjuk jalan. Malam telah tiba di
lereng utara gunung itu. Kekhawatiranku telah reda. Sekarang aku segera ingin
turun. Kapal itu meluncur, semua terpal dilipat, aku memandang bendungan
yang ...
... bulu-bulu, berarti pesan agar para pejuang jangan pandang bulu, dengan
demikian harus membunuh sebanyak mungkin musuh tanpa melihat apakah
mereka kaum pria, wanita, atau anak-anak” (Schiller dan Garang 2002). Identitas
dari jenis yang ganas terdapat di jantung kekerasan komunal yang telah terjadi
berulang kali di Kalimantan Barat. Bab ini mempertanyakan bagaimana identitas
seperti itu terbentuk dan bagaimana identitas semacam bisa menciptakan
kekerasan.
1218 EFEO/KBN-176 PELAJARAN AGAMA ISLAM Bhs. Sunda Aks. Pegon Puisi:
wawacan 18.04 109 hlm. Kertas Judul: dalam teks: Pasal Sambahyang (h. 1).
Ukuran: hlm.: 21 x 16, 5 cm; tulisan: 17, 5x13 cm. Jilid: 1 dari 1; jenis alas naskah:
kertas Eropa. Cap Kertas: Lion in Medallion: PRO PATRIA EIUSQUE LIBERTATE
; VRYHEYD. Hlm.: ygditulis: 108; kosong: 1. Penomoran hlm.: ada; ditambahkan
kemudian. Tinta: hitam agak pucat. Tulisan: sebagian kurang kontras. Pupuh: ...