Sebanyak 185 item atau buku ditemukan

Gempa Literasi

Meminjam kata Rendra (alm.), kreativitas memiliki tiga syarat utama, cinta kasih, keterlibatan, dan nilai-nilai universal. Ketiganya diikat dalam satu kalimat: masuk dalam kontekstualitas sambil meraih ridha Allah. Buku ini merupakan salah satu hasil sublimasi konsep tersebut: bentuk cinta kasih dan keterlibatan. Gol A Gong dan Agus M. Irkham--aktivis Forum Taman Bacaan Masyarakat--di lapangan literasi. Literasi dihadirkan dalam dua sisi: konsepsi dan praksis. Sisi pertama memahamkan dan memberi pijakan tentang desakan "melek literasi", memberikan panduan perkembangan literasi di Indonesia, serta mendedahkan pentingnya masyarakat pembelajar. Sisi kedua berupa contoh bagaimana buku diupacarai dan dirayakan komunitas literasi. Bentangan tema dalam buku ini begitu luas karena literasi berjalin erat dengan kehidupan, mulai dari dunia penerbitan, komunitas literasi, perpustakaan, kampanye baca-tulis, hingga isu sosial, karena ia tak hidup dalam ruang hampa udara. Pembicaraan yang ditampilkan dalam 99 esai pun punya makna khusus: undangan agar pembaca menggenapinya jadi 100 melalui aksi nyata dalam bentuk tulisan. Gol A Gong dan Agus M. Irkham menggiatkan Gempa Literasi, gempa yang tidak bersifat menghancurkan, tapi justru membangun.

Gol A Gong dan Agus M. Irkham menggiatkan Gempa Literasi, gempa yang tidak bersifat menghancurkan, tapi justru membangun.

Early Promise, Late Reward

A Biography of Helen Hooven Santmyer, Author of "... And Ladies of the Club."

Traces the life of the Ohio woman who achieved fame as a writer at the age of eighty-eight

Traces the life of the Ohio woman who achieved fame as a writer at the age of eighty-eight

Membaca Sapardi

Puisi Sapardi Djoko Damono sesungguhnya adalah puisi yang wajar, namun dalam khazanah perpuisian kita, ia menjadi puisi yang harus. Nirwan Dewanto (Budayawan) ... kumpulan ini memperlihatkan keragaman agama dan kepercayaan, kristiani, muslim, maupun animisme. Kematian disambut dengan khidmat... dengan sikap hormat, kita menyisih, memberi jalan, dan berbicara pelan. Apsanti Djokosujatno(Guru Besar Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) Sebuah penelitian yang bersungguh-sungguuh boleh jadi dapat menyikapkan bahwa suasana "ngeri" memang sungguh menjadi mousike sebagian besar karya-karya Sapardi. Bakdi Soemanto (Giri Besar Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada) [Sapardi] terus saja meninjau, dan mempertimbangkan jalan kepenyairan yang telah ia tempuh. Terua saja gelisah, dan karena itu saya kira, maka ia terus menulis puisi. Hasan Aspahani (Penyair, Wartawan) Dari kata sugestif ke acuan transparan... bagian pertama berbentuk naratif, tetapi bagian kedua berupa sonet, buku ketiga gabungan keduanya, membuat kita bertanya, bagaimana kumpulan sajaknya yang akan datang? Toeti Heraty Noerhadi (Guru Besar Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia)

... artikel berikutnya, tulisan B. Rahmanto dan Lilawati Kurnia, mengajak kita
melakukan pembacaan dan mengaitkan karya Sapardi dengan konteks di tahun
1965 dan 1998. Karya Sapardi yang biasanya diasosiasikan dengan sunyi, sepi,
dan imaji alam dalam dua artikel ini diurai intertekstualitasnya dengan “memori
kolektif” dunia yang hingar bingar dan penuh kekerasan. Untuk Lilawati Kurnia,
kaitan tersebut dipromosikan oleh sampul Ayat-ayat Api yang sugestif dan
mencolok, ...

Special Unit Senator

The Investigation of the Assassination of Senator Robert F. Kennedy

It was 9:35 a.m. when Adel Sirhan, one of Munir's older brothers, informed
Sergeant D. J. James of the Pasadena police that he and his brother could
positively identify the suspect, whose picture appeared in the extra edition of the
Los Angeles Herald-Examiner he was holding. He was their middle brother,
Sirhan Bishara Sirhan. Sergeant James led them upstairs to the office of
Lieutenant G. E. Wright, who listened to what Adel had to say, and without asking
further questions, called ...

Tan Malaka Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia jilid 4

September 1948-Desember 1949

Tan Malaka (1894-1949) pada tahun 1942 kembali ke Indonesia menggunakan nama samara sesudah 20 tahun mengembara. Pada masa Hindia Belanda, ia bekerja untuk Komintem (organisasi komunis revolusioner internasional) dan sesudah 1927 memimpin Partai Repoeblik Indonesia yang illegal dan antikolonial. ia tidak diberi peranan dalam proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia: Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Tetapi segera pula mereka tidak sejalan. Tan Malaka menghendaki sikap tak mau berdamai dengan Belanda yang ingin memulihkan kendali kekuasaan kolonialnya. Ia memilih jalan’perjuangan’ dan bukan jalan ‘diplomatis’. Ia mendirikan Persatoean Perdjoeangan yang dalam beberapa bulan menjadi alternative dahsyat terhadap pemerintahan mederat. Dalam konfrontasi di Parlemen ia kalah dan beberapa minggu kemudian Tan Malaka dan sejumlah pengikutnya ditangkap dan ditahan tanpa proses sama sekali – dari Maret 1946 sampai September 1948. Jilid empat ini meliputi periode dramatis setelah pembebasan Tn Malaka sampai ia menghilang pada Februari 1948. Ia mulai dengan menghimpun pendudukannya yang telah tercerai-berai dan pada November 2948 mendirikan parta baru yang bernama Partai Murba. Akan tetapi pembentukan partai terganggu oleh Serangan Belanda Kedua pada Desember 1948. Saat itu Tan Malaka bermarkas di Kediri di bawah perlindungan bataliyon TNI yang dipimpin Sabarudin. Sabarudin memiliki reputasi buruk sebagai seorang panglima perang yang bengis dan kejam. Di Kediri, Tan Malaka mempersiapkan tentara dan rakyat melakukan perang gerilya terhadap Belanda dengan tujuan Indonesia sebagai Negara sosialis. Sesudah ikut bergerilya ke Gunung Wilis, dalam pamphlet yang ditulisnya tiap hari, ia menyerang Soekarno dan Hatta yang telah ditahan Belanda dan menuduh TNI di daerah yang bersikap putus asa. Bahkan ia memproklamir dirinya sebagai Presiden Indonesia. Serntak TNI beraksi. Markas besar Tan Malaka dan Sabarudin ditumpas. Setelah suatu rangkaian peristiwa yang luar biasa, Tan Malaka dieksekusi oleh satuan local TNI di desa Selopanggung, 21 Februari 1949. Kematiannya dirahasiakan. Sesudah 58 tahun barulah terungkap lokasi, tanggal, dan pelakunya, yaitu dalam edisi asli buku ini yang berbahasa Belanda (2007). Kematian Tan Malaka tidak mengakhiri gagasan radikalnya. Sampai akhir 1949 para pendukungnya terlibat dalam aksi-aksi gerilya melawan TNI, dan pemimpin Republik. Namun dukungan rakyat ternyata tidak memadai sehingga kekalahan tidak dapat dihindari. Buku ini secara mendetail menggambarkan hal ikhwal perlawanan radikal ini. Bab akhir mendokumentasikan pencarian lokasi kuburan Tan Malaka, penggalian jenazahnya pada tahun 2009, serta hasil autopsi.

Tan Malaka, Islam dalam tinjauan Madilog (Materialisme-Dialektika-Logika).
Djakarta: Pusat 'Jajasan Massa', 1986, iii+16 halaman. Penerbitan dalam bentuk
ketikan dan fotokopi. 'Pengantar penerbit', tertanggal 15 Nopember 1986, hlm. i;
Pada halaman ii keputusan Soekarno 28-3-1963 kepada Tan Malaka sebagai
Pahlawan Nasional. Dengan Hamka, 'Pengantar', hlm. 1-3. Edisi tersebut sama
dengan edisi 1982, kecuali sampul, keputusan Soekarno, dan penanggalan
prakata.

The True History of Elijah Muhammad, Messenger of Allah

There are some who will limit this freedom, justice and equality to certain things,
but to give it to them a hundred percent, NO. You will not find any ten (10) out of a
hundred that want to see the Negro exercise freedom, justice and equality along
with the white man of America. Civil rights or human right? Civil rights is limited,
but human rights is universal. We should be seeking actual human rights, but the
real thing that we should seek is the right to leave, a people that have always
been ...

A View from the Valley

Gut-wrenching and profound in its depiction of flawed humanity, it forces us to turn our souls inside out and examine who we are ourselves. It offers an intimate glimpse into the writer's struggle against a system of injustices which the writer philosophically, intellectually and sometimes physically, rejects. It is a story that will touch the heart of the reader, and doubtless, as the writer hopes, 'find a refuge in your spirit.' It nudges us to employ the better angels of our nature while calling us to a higher place.

Or I might ask, “What view of myself is registering with her that could cause her to
respond to me so untruthfully? Why is she not honest? God, help me to be.
Perhaps there are many reasons why we are unable to reveal our true selves to
others. Among them are: fear of lack of acceptance, loss of human value or
prestige, fear of rejection, or awareness of our weaknesses. These are all natural
phenomena of the human condition, and I believe that most of us, if not all of us,
have ...

Main Khalil Gibran Bol Raha Hoon

संसार के श्रेष्ठ चिंतकों में अग्रणी खलील जिब्रान के कथन मुख्यतः दैनिक जीवन में संदेश जैसे हैं, अतः वे हमारे जीवन को छूतेसे महसूस होते हैं। उनकी सूक्तियाँ सीधे मर्म को प्रभावित करती हैं। खलील जिब्रान का मानना है कि आदमी का आकलन उसके कर्म तय करते हैं। लेबनान में 6 जनवरी, 1883 को जनमे खलील स्वभाव से विनम्र, मौनप्रिय, भावुक, अच्छे श्रोता, स्त्री अधिकारों के पक्षधर और सकारात्मक आध्यात्मिक मार्ग दर्शक रहे। उनके लेखन में मुसलिम, सूफी, बहाई, हिंदू, बौद्ध आध्यात्मिक दर्शन के साथ-साथ ईसा मसीह, ब्लेक, नीत्से, यीट्स, व्हिटमैन, इमरसन और उनके समकालीन चिंतक विचारकों के विचारों का संगम देखने को मिलता है। उनके कथन एवं सूक्त वाक्य अनुकरणीय हैं, जो हमारे जीवन दर्शन को गहरे प्रभावित करते हैं।

संसार के श्रेष्ठ चिंतकों में अग्रणी खलील जिब्रान के कथन मुख्यतः दैनिक जीवन में संदेश जैसे ...

Khalil and Majnun

A Memoir

In Khalil & Majnun, what seemed like a casual encounter turns into a life-changing experience for the author. With wit and insight, Rahal X takes us on a journey into the heart of spirituality, self discovery and love.

In Khalil & Majnun, what seemed like a casual encounter turns into a life-changing experience for the author. With wit and insight, Rahal X takes us on a journey into the heart of spirituality, self discovery and love.