Sebanyak 203 item atau buku ditemukan

Tan Malaka Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia jilid 4

September 1948-Desember 1949

Tan Malaka (1894-1949) pada tahun 1942 kembali ke Indonesia menggunakan nama samara sesudah 20 tahun mengembara. Pada masa Hindia Belanda, ia bekerja untuk Komintem (organisasi komunis revolusioner internasional) dan sesudah 1927 memimpin Partai Repoeblik Indonesia yang illegal dan antikolonial. ia tidak diberi peranan dalam proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia: Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Tetapi segera pula mereka tidak sejalan. Tan Malaka menghendaki sikap tak mau berdamai dengan Belanda yang ingin memulihkan kendali kekuasaan kolonialnya. Ia memilih jalan’perjuangan’ dan bukan jalan ‘diplomatis’. Ia mendirikan Persatoean Perdjoeangan yang dalam beberapa bulan menjadi alternative dahsyat terhadap pemerintahan mederat. Dalam konfrontasi di Parlemen ia kalah dan beberapa minggu kemudian Tan Malaka dan sejumlah pengikutnya ditangkap dan ditahan tanpa proses sama sekali – dari Maret 1946 sampai September 1948. Jilid empat ini meliputi periode dramatis setelah pembebasan Tn Malaka sampai ia menghilang pada Februari 1948. Ia mulai dengan menghimpun pendudukannya yang telah tercerai-berai dan pada November 2948 mendirikan parta baru yang bernama Partai Murba. Akan tetapi pembentukan partai terganggu oleh Serangan Belanda Kedua pada Desember 1948. Saat itu Tan Malaka bermarkas di Kediri di bawah perlindungan bataliyon TNI yang dipimpin Sabarudin. Sabarudin memiliki reputasi buruk sebagai seorang panglima perang yang bengis dan kejam. Di Kediri, Tan Malaka mempersiapkan tentara dan rakyat melakukan perang gerilya terhadap Belanda dengan tujuan Indonesia sebagai Negara sosialis. Sesudah ikut bergerilya ke Gunung Wilis, dalam pamphlet yang ditulisnya tiap hari, ia menyerang Soekarno dan Hatta yang telah ditahan Belanda dan menuduh TNI di daerah yang bersikap putus asa. Bahkan ia memproklamir dirinya sebagai Presiden Indonesia. Serntak TNI beraksi. Markas besar Tan Malaka dan Sabarudin ditumpas. Setelah suatu rangkaian peristiwa yang luar biasa, Tan Malaka dieksekusi oleh satuan local TNI di desa Selopanggung, 21 Februari 1949. Kematiannya dirahasiakan. Sesudah 58 tahun barulah terungkap lokasi, tanggal, dan pelakunya, yaitu dalam edisi asli buku ini yang berbahasa Belanda (2007). Kematian Tan Malaka tidak mengakhiri gagasan radikalnya. Sampai akhir 1949 para pendukungnya terlibat dalam aksi-aksi gerilya melawan TNI, dan pemimpin Republik. Namun dukungan rakyat ternyata tidak memadai sehingga kekalahan tidak dapat dihindari. Buku ini secara mendetail menggambarkan hal ikhwal perlawanan radikal ini. Bab akhir mendokumentasikan pencarian lokasi kuburan Tan Malaka, penggalian jenazahnya pada tahun 2009, serta hasil autopsi.

Tan Malaka, Islam dalam tinjauan Madilog (Materialisme-Dialektika-Logika).
Djakarta: Pusat 'Jajasan Massa', 1986, iii+16 halaman. Penerbitan dalam bentuk
ketikan dan fotokopi. 'Pengantar penerbit', tertanggal 15 Nopember 1986, hlm. i;
Pada halaman ii keputusan Soekarno 28-3-1963 kepada Tan Malaka sebagai
Pahlawan Nasional. Dengan Hamka, 'Pengantar', hlm. 1-3. Edisi tersebut sama
dengan edisi 1982, kecuali sampul, keputusan Soekarno, dan penanggalan
prakata.

Sejarah revolusi kemerdekaan (1945-1949) daerah Jawa Timur

History of revolution in Jawa Timur region, 1945-1949.

Namun demikian pada waktu itu Batalyon 1 7/Abdullah masih bertugas di daerah
Rembang, sehingga secara praktis daerah Bojonegoro hanya dipertahankan
oleh Batalyon 16/Basuki Rakhmad saja. Sehingga ketika pasukan Belanda
masuk ke Kota Tuban tidak ada perlawanan dari pihak RI. Pada pukul 20.00 19
Desember 1948, tentara Belanda mulai mendarat di desa Glondong/
Tambakboyo. Malam itu sebuah convoi pasukan Belanda yang terdiri dari 44
kendaraan (yang ...

Perbandingan konsep kejiranan berasaskan Islam dengan konsep kejiranan di zaman revolusi industri

Perpaduan merupakan suatu yang diperlukan bagi mewujudkan sebuah masyarakat yang bermoral tinggi. Ikatan perpaduan boleh dicapai melalui kehidupan berkomuniti (unit kejiranan). Unit kejiranan berperanan sebagai salah satu tempat untuk berinteraksi. Prinsip yang telah digunapakai di zaman dahulu banyak menitikberatkan hal ini. Dua prinsip asas konsep kejiranan yang dikaji iaitu prinsip di Zaman Revolusi Industri dan berasaskan Islam. Analisis perbandingan bagi Kedua-dua konsep hanya dilihat dari segi definisi kejiranan, elemen fizikal dan sosial. Definisi kejiranan Kedua-dua prinsip berbeza dari segi asas pembentukannya, dimana asas yang digunakan ialah untuk kepentingan manusia, sedangkan Islam menggunakan asas agama. Rumusan daripada analisis ini ialah, walaupun kedua-dua prinsip ini dipraktikkan di zaman yang berbeza, tetapi ianya mempunyai prinsip yang hampir sama dari segi tujuannya. Kedua-dua prinsip ini secara umumnya bertujuan untuk mendorong wujudnya interaksi sosial. Dengan kata lain, ianya mementingkan hubungan manusia dengan manusia. Rumusan hasil analisa juga dikaitkan dengan piawaian semasa : terdapat ciri-ciri yang mempunyai persamaan seperti hirarki jalan, jenis kawasan lapang dan piawaian-piawaian penyediaan elemen. Cadangan garispanduan meliputi aspek rekabentuk unit kejiranan, perletakan elemen rumah, sistem sirkulasi, kawasan lapang dan kemudahan awam. Aspek sosial merupakan dorongan dari perletakan fizikal dan penggunaan manusia di dalam satu alam persekitaran ini. Tidak dapat dinafikan aspek fizikal dalam unit kejiranan memainkan peranan penting dalam mendorong berlakunya interaksi sosial. Dari itu, pihak jururancang fizikal atau ahli profesional yang berkenaan perlulah menyedari peri pentingnya merancang elemen fizikal yang dapat mendorong berlakunya interaksi sosial, khususnya dalam unit kejiranan.

Perpaduan merupakan suatu yang diperlukan bagi mewujudkan sebuah masyarakat yang bermoral tinggi.

Revolusi & evolusi Sudjana Kerton

... and moral principles he developed as a young man in Bandung, Jakarta and
Yogya. In this, he shared much with Sudjojono, Affandi and Hendra, but also with
people like Pramoedya Ananta Toer and younger generation activist artists like
Heri Dono, Dadang Christanto and Semsar Siahaan. Most particularly like
Sudjojono, Pramoeikut serta dalam Tour de France), yang menyajikan banyak
sudut pandang, 55 /the revolution S EVOLUTION of sudjana kerton.

Revolusi kapitalis

pengantar dorodjatun kuntjoro-jakti

  • ISBN 10 : 9798015614
  • Judul : Revolusi kapitalis
  • Sub Judul : pengantar dorodjatun kuntjoro-jakti
  • Pengarang : Peter L. Berger,   Mohamad Oemar,   Mohamad Oemar,   Mohamad Oemar,  
  • Kategori : Ekonomi
  • Penerbit : -
  • Klasifikasi : 330.112
  • Call Number : 330.112 MOH r
  • Bahasa : id
  • Penaklikan : xv + 334 hlm ;20 cm
  • Tahun : 1990
  • Halaman : 334
  • Google Book : http://books.google.co.id/books?id=r8_QtgAACAAJ&dq=isbn:9789798015618&hl=&source=gbs_api
  • Ketersediaan :
    2018-35563-0010
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0009
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0008
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0007
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0006
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0005
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0004
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0003
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0002
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
    2018-35563-0001
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Islam, fundamentalisme and ideologi revolusi

Revolusi sekolah!

On improvement of educational system in Indonesia.

Kelima, ketika guru nggak memiliki kebebasan dalam kreativitas mendidik,
mereka bagai mesin fotokopi yang terus berulang-ulang ribuan kali dan tanpa
variasi ketika senyum, becanda, maupun sedikit bermain (game) dalam
mengajar.