Sebanyak 1 item atau buku ditemukan

Islam itu Ramah Bukan Marah

Kondisi umat Islam sekarang mengingatkan kita pada Hadis Nabi Saw. bahwa pada suatu masa nanti umat Islam akan banyak jumlahnya, tapi hanya bagaikan buih lautan yang hilang diterpa angin. Muslim tak lagi memiliki kewibawaan, kini tak lagi ditakuti musuh-musuhnya. Kita tak dapat menyangkal Islam diidentikkan dengan kebodohan, kekumuhan, dan kekerasan-bahkan dianggap sebagai penyebar teror. Betapa semua itu jauh dari citra Islam Nabi Saw. yang membawa kedamaian. Tak heran, di tangan Nabi Saw. dan para sahabatnya, Islam berkembang di seantero dunia, hidup dan bertumbuh memengaruhi peradaban dunia sehingga bekasnya dapat dirasakan sampai sekarang. Di tangan Wali Songo dan para ulama penerus syiarnya, Islam pun tertancap kukuh di bumi Nusantara. Mengapa citra Islam kini jadi terpuruk? Bagaimana memperbaikinya? Buku ini menyodorkan tulisan-tulisan ringan yang mengusik hati dan pikiran kita sebagai bahan perenungan untuk memahami keadaan umat Islam. Juga memberikan alternatif solusi untuk mengembalikan citra Islam sebagai pembawa cinta dan perdamaian. [Mizan, Noura Books, Islam, Religion, Indonesia]

ika kita berharap Nabi kita bebas dari dihujat dan dihina, pasti kecewa. Semasa
hidupnya, Nabi Muhammad Saw. kenyang dengan hujatan atau istihza' (QS Yâ
Sîn [36]: 30) dengan disebut sebagai orang gila atau majnun (QS Al-Hijr [15]: 6),
orang yang kena sihir (QS Al-Isrâ' [17]: 47), mengada-ada (QS Al-Nahl [16]: 101),
dan kata-kata menyakitkan lainnya. Di abad pertengahan, dalam karya Divine
Comedy, Dante menggambarkan Nabi Muhammad masuk neraka dan
gambaran ...