Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa suatu hari Khalifah Umar bin Khathab memasuki masjid di luar waktu shalat lima waktu. Di dalam masjid Khalifah Umar mendapati ada dua orang yang sedang berdoa kepada Allah SWT. Kemudian Umar bertanya kepada dua orang itu: “Apa yang sedang kalian kerjakan, sedangkan orang-orang di luar sana kini sedang sibuk bekerja?” Mereka men- jawab, “Ya Amirul Mukminin, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bertawakal kepada Al- lah Swt.” Mendengar jawaban tersebut, maka marahlah sang khalifah. Dengan tegas khalifah mengatakan, “kalian adalah orang-orang yang malas bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.” Khalifah kemudian mengusir mereka dari masjid, tapi memberi mereka setakar biji-bijian. Ia pun x T 40 HADITS SHAHIH: Sukses Berbisnis Ala Nabi memberi nasihat, “tanamlah biji-bijian ini dan kemudian bertawakallah kepada Allah.” Islam sangat memuliakan orang-orang yang bekerja. Bekerja—baik di sektor formal maupun informal, di sektor industri rumah tangga, per- tanian maupun industri berskala menengah dan besar—merupakan, pertama, cermin dari jiwa manusia yang tidak pernah putus asa. Allah Swt. secara tegas melarang manusia putus asa, karena putus asa adalah sifat orang kafir. Kedua, cermin manusia yang selalu bertawakkal dan bersyukur dengan terus mencari karunia Allah di bumi. Dan tidak ada yang lebih indah selain selalu tawakkal dan mendapat karunia Allah. Ketiga, cermin dari jiwa yang bertanggung jawab terhadap tugas sebagai khalifah Allah di bumi, karena salah satu tugas utama manusia sebagai khalifah adalah bekerja dan mencari penghidupan. Keempat, cermin dari jiwa yang bertanggung jawab terhadap diri dan keluarga. Dan kelima, cermin dari jiwa yang kreatif untuk maju dan mencapai taraf kehidupan yang semakin baik.
Ia pun x T 40 HADITS SHAHIH: Sukses Berbisnis Ala Nabi memberi nasihat, “tanamlah biji-bijian ini dan kemudian bertawakallah kepada Allah.” Islam sangat memuliakan orang-orang yang bekerja.
