Birds from Bintang Island in the Rhio Archipelago. Bull. Raffles Mus. Singapore 5:
114-120. Chasen, F.N. (1933). Notes on the birds of Christmas Island. Indian
Ocean. Bull. Raffles Mus Singapore 8: 55-87. Chasen, F.N. & Kloss, CB. (1930).
"""Kolonel Bantry membentak, “Maksudmu ada mayat di dalam perpustakaan saya—perpustaan saya?” Kepala pelayannya berdeham, “Barangkali Tuan ingin melihatnya sendiri?” Bagaimanakah jadi bisa mayat gadis tidak dikenal bisa berada di dalam perpustakaannya? Mengapa gadis ini dibunuh? Siapa pembunuhnya? Ruby Keene datang ke Danemouth untuk bekerja sebagai penari di Hotel Majestic dengan penuh harapan akan masa depan yang lebih baik. Namun harapannya terpotong pendek—demikian pula hidupnya. Miss Marple tepekur memandang mayat gadis belia yang terkapar tak bernyawa di kakinya. Sayang—begitulah perasaan yang timbul di hati perempuan tua yang baik ini. Sayang, suatu kehidupan yang sebetulnya mempunyai masa depan yang lebih panjang kini terbunuh sia-sia. Apakah Ruby Keene ini gadis tak berdosa yang dibunuh oleh manusia-manusia kejam ataukah memang dia sendiri yang mengundang kematiannya? Pada hari yang sama polisi menemukan korban pembunuhan kedua—juga seorang gadis remaja. Miss Marple meramalkan pasti bakal ada usaha pembunuhan ketiga!"""
Baik melayani banyak. portir Portir bar yang kedua-duanya yang dinas dinas
malam malam /KtidakG maupun-3/G ingat C dapat bahwa petugas membantu ia
yang nah malam melihat ke hotel. menelepon lewat Mr. Banyak Bartlett sedikit ke
D laki-laki ig kamar ita danl meninggalkan p ub lis tidak Miss dan hing perKeene
pukul dua belas ada jawaban. Dia tidak maupun kembali wanita yang keluar-
masuk, malam itu cuaca indah. Kecuali pintu depan di ruangan utama, juga ada
...
"""Pemanggilan Roh di Sittaford… Terdengar ada yang menahan napas. Dan dalam keheningan, meja itu mulai bergoyang lagi. Ronnie mengeja huruf-huruf itu. “P-E-M-B-U-N-U-H-A-N….” Mrs. Willett terpekik dan mengangkat tangannya dari meja itu. “Aku tak mau lagi meneruskan permainan ini. Mengerikan sekali.” Terdengar suara Mr. Duke, lantang dan jelas, menanyai meja itu. “Apakah maksudmu… Kapten Trevelyan dibunuh?” Baru saja pertanyaan itu selesai diajukan, jawabannya langsung diberikan. Meja itu bergoyang demikian kuatnya, hingga nyaris jatuh. Hanya sekali goyangan. “Ya….”"
Setiap tahun saya bertanya sendiri mengapa saya sampai bisa bertahan, tapi
mau apa lagi. Kalau saya tak siap melayaninya sekitar hari-hari Natal, bisa-bisa
uangnya diwariskannya pada Wisma Penampungan KucingKucing nanti. Ia
sendiri memiliki lima ekor kucing. Saya terpaksa harus membelai-belai binatang-
binatang setan itu, dan berpura-pura suka sekali pada mereka.” ”Saya jauh lebih
suka anjing daripada kucing.” ”Saya juga begitu. Sejak dulu. Maksud saya, anjing itu...