Sebanyak 305 item atau buku ditemukan

Islam in Indonesia

The Contest for Society, Ideas and Values

Indonesia's Muslims are still pondering the role of religion in public life. Although the religious violence marring the transition towards democratic reform has ebbed, the Muslim community has polarised into reactionary and progressive camps with increasingly antagonistic views on the place of Islam in society. Debates over the underlying principles of democratisation have further heated up after a fatwa issued by conservative religious scholars condemned secularism, pluralism and liberalism as un-Islamic. With a hesitant government dominated by Indonesia's eternal political elites failing to take a clear stance, supporters of the decision are pursuing their Islamisation agendas with renewed vigour, displaying growing intolerance towards other religions and what they consider deviant Muslim minorities. Extremist and radical exponents of this Islamist bloc receive more international media coverage and scholarly attention than their progressive opponents who are defiantly challenging this reactionary trend. Calling for a true transformation of Indonesian society based on democratic principles and respect for human rights, they insist that this depends on secularisation, religious toleration, and freethinking. Conceived as a contemporary history of ideas, this book aims to tell the story of these open- minded intellectuals and activists in the world's largest Muslim country.

Conceived as a contemporary history of ideas, this book aims to tell the story of these open- minded intellectuals and activists in the world's largest Muslim country.

Gender, Islam and Democracy in Indonesia

This book explores the relationship between gender, religion and political action in Indonesia, examining the patterns of gender orders that have prevailed in recent history, and demonstrating the different forms of social power this has afforded to women. It sets out the part played by women in the nationalist movement, and the role of the women’s movement in the structuring of the independent Indonesian state, the politics of the immediate post-independence period and the transition to the authoritarian New Order. It analyses in detail the gender relations of the New Order regime, focused around the unitary family form supposed by the family system expounded in the New Order ideology and the contradictory implications of the opening up of the economy to foreign capital and ideas, for gender relations. It examines the forms of political activism that were possible for the women’s movement under the New Order, and the role it played in the fall of Suharto and the transition to democracy. The relationship between Islam and women in Indonesia is also addressed, with particular focus on the way in which Islam became a critical focus for political dissent in the late New Order period. Overall, this book provides a thorough investigation of the relationship between gender, religion and democracy in Indonesia, and is a vital resource for students of gender studies and Indonesian affairs.

I n t r o d u c t i o n — G e n d e r , I s l a m a n d D e m o c r a c y i n Indonesia In
February 1998,the'dyingdays'oftheauthoritarian regime of President Suharto,
agroupofwomenoccupied the roundabout outside the Hotel Indonesia (HI), a
hectic road junction on one of Jakarta's busiest streets. The motorists whose
passage was impeded were handed roses, packets of milk powder and
pamphlets protesting the rising costs ofbasic commodities consequent onthe
Asian financial crisis.

Islam, Law, and Equality in Indonesia

An Anthropology of Public Reasoning

Muslims currently struggle to reconcile radically different sets of social norms and laws (including those derived from Islam, as well as contemporary ideas about gender equality and law) in Indonesia, the world's largest Muslim-majority country. John Bowen explores their struggle through archival and ethnographic research and interviews with national religious and legal figures. His book relates to debates in any society where people struggle to live together with extreme differences in values and lifestyles and is welcomed by scholars and students in all branches of the social sciences.

What follows is an exploration, through ethnography, of how some people have
reasoned about difficult problems of law, religion, and ideals of equality in a
pluralistic society, Indonesia. I examine struggles over how best to apply the legal
traditions and religious norms of Islam to family life. In Indonesia and elsewhere,
disputes over this issue also have been disputes about political allegiance,
religious toleration, and, indeed, the very survival of pluralistic societies. Debates
and ...

Islam in Indonesia

The Contest for Society, Ideas and Values

Indonesia's Muslims are still pondering the role of religion in public life. Although the religious violence marring the transition towards democratic reform has ebbed, the Muslim community has polarised into reactionary and progressive camps with increasingly antagonistic views on the place of Islam in society. Debates over the underlying principles of democratisation have further heated up after a fatwa issued by conservative religious scholars condemned secularism, pluralism and liberalism as un-Islamic. With a hesitant government dominated by Indonesia's eternal political elites failing to take a clear stance, supporters of the decision are pursuing their Islamisation agendas with renewed vigour, displaying growing intolerance towards other religions and what they consider deviant Muslim minorities. Extremist and radical exponents of this Islamist bloc receive more international media coverage and scholarly attention than their progressive opponents who are defiantly challenging this reactionary trend. Calling for a true transformation of Indonesian society based on democratic principles and respect for human rights, they insist that this depends on secularisation, religious toleration, and freethinking. Conceived as a contemporary history of ideas, this book aims to tell the story of these open- minded intellectuals and activists in the world's largest Muslim country.

Jakarta: Gema Insani. ——— (2010a) Islam versus Kebebesan/Liberalisme.
Jakarta: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia. ——— (2010b) Pluralisme Agama:
Musuh Agama-Agama. Jakarta: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia. ——— (
2010c) 'Piagam Madinah dan Toleranse Beragama'. Insistnet, http:// www.scribd.
com/doc/49932272/Piagam-Madinah-dan-Toleransi-Beragama, accessed 22
November 2012. Ichwan, Moch Nur. (2001) 'Differing Responses to an Ahmadi
Translation: ...

Politik Pengelolaan Dana Otonomi Khusus dan Istimewa

Buku bunga rampai ini merupakan hasil penelitian tahun 2016 yang dilakukan oleh Tim Otonomi Daerah di Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI sebagai upaya untuk mengkaji isu-isu politik lokal, khususnya desentralisasi fiskal asimetri, yang berjudul Politik Pengelolaan Dana Otonomi Khusus dan Istimewa. Kasus yang diambil dalam kajian ini adalah pengelolaan dana otsus di Aceh dan Papua Barat, serta pengelolaan dana istimewa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ketiga daerah ini memiliki kekhususan dan keistimewaan karena memiliki skema pengelolaan keuangan yang berbeda dari daerah otonomi umum lainnya. Namun, dalam implementasinya pengelolaan dana otsus dan istimewa ini belum optimal untuk memberikan efek yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Bahkan dari Indeks Ratio Gininya justru terjadi kesenjangan yang cukup tinggi sejak adanya dana otsus dan dana istimewa ini. Akar permasalahannya adalah di dalam implementasi dana otsus dan istimewa masih memberikan peluang adanya penyalahgunaan dalam pengelolaan dana dikarenakan belum adanya master plan dan payung hukum yang jelas. Oleh karena itu, bunga rampai ini memandang penting untuk mengkaji lebih mendalam masalah politik kebijakan pengelolaan dana otsus dan istimewa dalam rangka memberikan rekomendasi kebijakan yang bisa memperbaiki kualitas pengelolaan dana otsus dan istimewa. Bunga rampai ini juga secara khusus memaparkan aspek politik sekaligus aspek administrasinya. Selain itu hasil kajian dari bunga rampai ini juga merupakan hasil studi kualitatif melalui penelitian lapangan dan FGD, serta penelusuran dokumen-dokumen penting yang relevan. Melalui bunga rampai ini, diharapkan dapat memberikan kemanfaatan yang luas baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan para stakeholder terkait dalam rangka mewujudkan tujuan esensial otonomi, otonomi khusus dan istimewa dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal secara substantif.

Buku bunga rampai ini merupakan hasil penelitian tahun 2016 yang dilakukan oleh Tim Otonomi Daerah di Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI sebagai upaya untuk mengkaji isu-isu politik lokal, khususnya desentralisasi fiskal asimetri, yang ...

Otonomi daerah demi kesejahteraan rakyat

Role of the implementation of regional autonomy to improve social welfare in Indonesia.

Role of the implementation of regional autonomy to improve social welfare in Indonesia.

Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik

Pembelajaran Politik Pemilu 2009

Buku karya Firmanzah, Ph.D ini secara jernih mencoba memahami keterkaiatan antara persaingan, legitimasi kekuasaan, dan praktik marketing politik selama Pemilu 2009. Data dan informasi dikemas dalam bahasa akademis menjadikan buku ini menjadi salah satu referensi penting bagi politisi, partai politik, mahasiswa, dan semua pihak yang tertarik dan terlibat dalam dunia politik. Pembelajaran berharga selama Pemilu 2009 dikupas secara komprehensif untuk menemukan begaimana legitimasi kekuasaan dibangun dalam konteks persaingan dengan menggunakan teori, konsep, dan pendekatan marketing politik. Pembaca akan dibawa kepada setiap peristiwa dan kejadian yang terjadi sebelum dan selama proses kampanye Pemilu 2009. Sejumlah catatan dan persoalan direkam dan dibahas agar menjadi pelajaran bagi bangsa dan negara di kemudian hari. Buku ini juga mengingatkan kembali akan janji-janji politik yang telah disampaikan selama Pemilu 2009. Agar partai politik dan politisi selalu ingat bahwa kontrak-politik telah mereka lakukan dengan konstituennya. Pekerjaan pasca Pemilu ialah merealisasikan janji-janji politik yang telah ditebar ke ranah publik

Buku karya Firmanzah, Ph.D ini secara jernih mencoba memahami keterkaiatan antara persaingan, legitimasi kekuasaan, dan praktik marketing politik selama Pemilu 2009.

Demokrasi, Korupsi, dan Makhluk Halus dalam Politik Indonesia Kontemporer

Indonesia telah melangsungkan demokrasi elektoral lebih dari satu dekade, tetapi lanskap politik negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini tetap kompleks dan penuh teka-teki hingga kini. Negeri ini disebut telah mencapai masa transisi yang sukses menuju demokrasi. Namun, demokrasi Indonesia tetap serba berkekurangan, tidak bebas, dan bahkan menjadi pemangsa. Buku ini menggambarkan bahwa paradoks ini dan paradoks-paradoks demokrasi lain dalam masyarakat Indonesia kerap mengasumsikan bentuk-bentuk kegaiban dalam imajinasi politik Indonesia, dan bahwasanya karakter mirip makhluk halus dalam demokrasi dan korupsi menyusup ke dalam media nasional dan elit politik. Melalui serangkaian telaah biografi wirausahawan politik, yang kesemuanya memanfaatkan makhluk halus berbagai ragam, tetapi berkontestasi sengit, buku ini berupaya memaparkan potret demokrasi Indonesia yang penuh kontradiksi, dan menandaskan bahwa kontradiksi-kontradiksi yang mengejawantah dalam demokrasi Indonesia juga memengaruhi demokrasi secara global. Eksplorasi mendalam yang menunjukkan kelindan dunia politik dan dunia makhluk halus. Penulis berargumentasi bahwa masalah khas Indonesia tampaknya bertumpu pada temali keterkaitan antara demokrasi dan makhluk halus yang mencerminkan sejumlah kontradiksi dalam demokrasi itu sendiri. Bergelut dengan upaya untuk menelaah politik kontemporer Indonesia melalui lensa alam gaib, buku berjudul Demokrasi, Korupsi, dan Mahluk Halus dalam Politik Indonesia Kontemporer, akan menarik bagi akademisi di bidang Kajian Asia, Antropologi, dan Ilmu Politik serta relevan bagi kajian politik Indonesia dan bagi perdebatan mengenai demokrasi di Asia maupun di luarnya. Nils Bubandt adalah Profesor Antropologi pada Departemen Kebudayaan dan Masyarakat, Universitas Aarhus, Denmark. Ia melaksanakan penelitian lapangan etnografi mengenai politik, klenik, dan ilmu gaib di Indonesia semenjak 1991. Ia adalah ko-editor buku Varities of Secularism in Asia: Anthropological Explorations of Politics, Religion, and the Spiritual (2012) dan Experiments in Holism : Theory and Practice in Contemporary Anthropology (2011); monografinya Empty Seashell: Witchcraft and Doubt on an Indonesian Island akan terbit.

KPU KPUD KUHP Menpora MPR NU PAD PAN Otda PD PDI-P PELNI Petrus
Kantor Pemilihan Umum, berkedudukan di Jakarta. Kantor Pemilihan Umum
Daerah. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Kode Kriminal Indonesia.
Menteri Pemuda dan Olahraga. Majelis Permusyawaratan Rakyat. Nahdlatul
Ulama (berarti, kebangkitan Ulama). Organisasi Muslim terbesar Indonesia, yang
khususnya dikaitkan dengan Islam tradisionalis. Pendapatan Asli Daerah. Dana
daerah yang ...