Sebanyak 1 item atau buku ditemukan

Kisah Air Mata

Teardrop Story Woman

Terlahir menjadi perempuan sudah merupakan sebuah kutukan. Terlahir sebagai perempuan dengan tahi lalat berbentuk tetesan air mata jelas-jelas merupakan tanda kebencian dewa-dewa... Berlatar belakang Malaysia pada tahun 1950-an yang penuh gejolak, cerita menggetarkan ini mengeksplorasi pencarian abadi cinta di lanskap dramatis yang dirobek oleh granat teroris. Cantik dan penuh semangat, Mei Kwei berhasil mengatasi takdir kelahirannya yang tak beruntung dan melepaskan diri dari pria-pria yang tidak bisa ia cintai kemudian jatuh dalam pelukan lelaki yang tak boleh ia cintai: pastor katolik, Bapa Francois Martin, seorang misioner yang dikirim ke Luping, sebuah kota kecil di Malaysia. Berhadapan dengan cinta Mei Kwei, komitmen Bapa Martin pada pangggilannya mulai retak, menampakkan jati diri lelaki yang tersembunyi di dalamnya. Tuntutan tubuh dan jiwa pun berubah menjadi benturan yang menakutkan...The Teardrop Story woman is Mei Kwei, born in Malaya in 1934 and doubly cursed - not only is she female, but she also has a tiny teardrop mole in the corner of one eye: a sign of bad luck that presages disaster. Fate proves kinder to Mei Kwei who inherits her grandmother's extraordinary good looks and gift for storytelling. As she grows up, Mei Kwei must cope with the attention of the men who begin to encircle her, attracted by the intensity of her beauty and by her spirit. She runs from these men to a man who cannot love her back - the charismatic Father Martin, a French Catholic missionary - and the demands of the flesh and the spirit come into fearful collision. Set in Malaya in turbulent 1950s, this is an irresistible story of passion and obligation where no one is safe, least of all those watched by jealous men or exacting gods. [Mizan, C Publishing, Novel, Indonesia]

Ia mengajak anak itu untuk membersihkan debu di wajahnya, menyekanya hati-
hati dengan handuk, lalu menyisirinya untuk merapikan rambutnya yang
terpangkas. Ia mengamatinya sambil tersenyum antusias, sekali lagi ia berkata, "
Woal ...