Narasi dan Literasi merupakan unsur yang penting bagi kehidupan seorang individu dalam bermasyarakat. Akademisi yang didalammnya termasuk mahasiswa merupakan ujung tombak dalam perubahan sebuah pemahaman wacana yang berkembang. Banyaknya pergerakan yang membawa nama agama juga massif dimasyarakat dengan membawa visi dan misi tertentu, hal ini perlu mendapat perhatian yang serius bila mengarah pada memecah belah suatu kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kaum intelektual merupakan aktor-aktor aktif dan gigih dalam menyuarakan pergerakan yang berujung pada tujuan radikal. Pemahaman inilah yang berbeda-beda dalam melihat sebuah misi berbangsa dan bernegara, dan menimbulkan bentuk narasi dan literasi yang keras, ekstrim dan tidak bisa fleksibel. Kaum-kaum muda intelektual merupakan sarana yang cukup kuat dalam mempertahankan suatu ideologi, maka dari itu sudah sepatutnya masyarakat secara umum dan masyarakat khususnya kaum intelektual kampus dapat memilah dan memberikan bentuk-bentuk narasi dan literasi yang tidak mengarah pada radikalisme, hal ini tentu sangat membahayakan utamanya bagi generasi penerus bangsa yang akan menjadi cikal bakal penerus kedepan dan bukan justru memecah belah dalam berbagai kelompok-kelompok tertentu. Gerakan-gerakan yang cukup halus namun intens perlu diwaspadai bila membawa dampak negative dalam cara pandang dan keyakinan, ini penting untuk diperhatikan secara bersama dalam komunitas keluarga hingga masyarakat agar tidak disalahgunakan menjadi bibit-bibit kebencian yang akhirnya dapat merusak dan membawa perpecahan pada anak-anak bangsa. Menjadi tugas bersama untuk menarasikan pemahaman dengan cara yang baik dan dapat dimengerti serta dapat diterima semua golongan dan menyuguhkan literasi kedamaian dan kebersamaan dalam persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.
Audiens menegosiasikan makna dalam media artinya dasar dari pemahaman media adalah kesadaran tentang bagaimana berinteraksi dengan teks-teks media, simbol, lambang, video. Ketika melihat content media tersebut maka akan ditemui makna di ...
Buku Pengantar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) menjelaskan konsep Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia dan SIMRS. Dalam pengembangan sistem informasi tersebut diperlukan pemahaman terkait definisi dan layanan yang diberikan oleh rumah sakit serta kebijakan yang diperlukan dalam membangun SIMRS. Buku ini juga menjelaskan konsep dasar sistem infor- masi/teknologi informasi, manajemen proyek dan tata kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di rumah sakit. Untuk mencapai kesuksesan implementasi SIMRS, selain pengetahuan teknis, dalam pengembangan SIMRS diperlukan pemahaman yang mendalam terkait tan- tangan nonteknis yang akan dihadapi oleh manajemen. Untuk lebih memahami konsep yang diberikan dalam buku ini, buku ini juga memberikan contoh studi kasus dalam pengembangan SIMRS.
Nabi tak tahan melihat penderitaan ummatnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Maka tak henti-hentinya Nabi menolong dan menyuruh ummatnya menolong
mereka-mereka yang memerlukan pertolongan, menyantuni, dan menyuruh
menyantuni fakir miskin, anak yatim, janda, dan kaum dhu'afa. Nabi tak tahan
melihat penderitaan ummatnya, maka tak henti- hentinya Nabi berbuat ma'ruf,
menjauhi kemungkaran, melakukan dan menganjurkan amar ma'ruf nahi munkar
. Nabi tidak ...