
Perjalanan Mengalahkan Waktu
Konon, ada dua perlakuan yang diinginkan oleh nasib. Pertama, menerima. Kedua, melawan. Bayangkanlah, engkau lahir dari keluarga sangat biasa. Ayahmu punya profesi paling ajaib sedunia: pemburu kodok. Ibumu menghabiskan seluruh usianya sebagai perajin emping. Engkau hidup di lingkungan yang sangat biasa dan mudah ditebak jalan hidupnya. Mereka lalu bersekolah hingga lulus SD. Setelah itu, para lelaki akan mengundi nasib sebagai apa saja di kota. Lalu para wanitanya menghabiskan masa muda sebagai perajin emping sambil menunggu dilamar. Percayalah, melawan nasib sedemikian adalah pilihan paling tepat saat segalanya ingin berbenturan dengan keadaan yang serba tak mungkin. Itulah yang dilakukan Ardi. Ia memilih melawan kerangkeng nasib hidupnya: kemiskinan, kejumudan pemikiran, dan kebodohan. Itu yang dia pilih, meskipun sang lawan adalah ayahnya sendiri. Pilihan itu mengantarkan Ardi pada pengalaman-pengalaman paling menakjubkan. Pergulatannya dengan nasib mempertemukannya dengan anak jalanan, lelaki dengan kecenderungan seksual menyimpang, serta perempuan yang diam-diam diidamkan. Pilihan itu pun mengajarinya banyak kegetiran: kekalahan, kelelahan, dan kasih tak sampai. Namun, pilihan juga punya penawar: Bahwa kebahagiaan selalu datang tepat waktu. [Mizan, Qanita, Novel, Memoar, Indonesia]
- ISBN 13 : 6021637097
- ISBN 10 : 9786021637098
- Judul : Perjalanan Mengalahkan Waktu
- Pengarang : Atih Ardiansyah (Fatih Zam),
- Kategori : Fiction
- Penerbit : Qanita
- Bahasa : id
- Tahun : 2013
- Halaman : 404
- Halaman : 404
- Google Book : https://play.google.com/store/books/details?id=4WhlAwAAQBAJ&source=gbs_api
-
Ketersediaan :
Diapun sudah kembali ke lapak koran. Dengan kembalinya Pak Tua, praktisaku
punya waktu luang yang lumayan. Memang, setiap hari aku membersamai Pak
Tua di lapak. Namun, Pak Tua membebaskanku untuk melakukan kegiatan lain.