Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren

Buku ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap berbagai macam patologi sosial dan degradasi moral yang terjadi pada anak Bangsa akhir-akhir ini. Dengan cara memperlihatkan berbagai bentuk praktik terbaik (best practices) pendidikan karakter berbasis nilai dan tradisi pesantren, buku ini merupakan sumbangsih nyata untuk menyehatkan kehidupan sosial-keagamaan di Negeri ini. Tentu saja, pesantren di sini tak hanya berfungsi sebagai perspektif, namun juga sebagai mozaik yang memiliki daya tariknya sendiri, baik dari kehidupan sehari-harinya, isi pendidikannya, hingga sistem dan metode pengajarannya. Dengan tata nilai dan tradisi yang telah terpelihara selama ratusan tahun, tak bisa dipungkiri, institusi pesantren merupakan rujukan terpenting pendidikan karakter di Negeri ini yang sangat kontributif terhadap lahirnya kader-kader Bangsa. Sebut saja nama-nama berikut ini: KH. Hasyim Asyari, KH. Wahid Hasyim, Kiai Wahab Chasbullah, KH. Masykur, KH. Idham Chalid, Gus Dur, Cak Nur, Emha Ainun Najib, KH. Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin, Hidayat Nurwahid, dan lain-lain. Mereka ini adalah sekelumit contoh “kaum sarungan” yang lahir dari rahim pendidikan pesantren. Dengan keteguhan nilai dan tradisi pesantren yang dianutnya, mereka berperan secara langsung dan strategis mewujudkan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Intinya, sejarah telah membuktikan bahwa di dalam pendidikan pesantren terkandung nilai-nilai yang dibutuhkan Bangsa ini untuk menjadi Bangsa yang besar dan berdaulat. Dan buku berisi Kumpulan Bahan Ajar ini membawa kita untuk mewujudan semua itu. Sebuah referensi praktis yang lengkap dan inspiratif bagi para pendidik dan pembelajar guna menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Berbeda dengan sekolahan yang fokusnya keilmuan, pendidikan pesantren merupakan pendidikan kehidupan yang tentu di dalamnya juga ada keilmuan. Oleh karenanya, pesantren sarat dengan tata nilai. Buku ini perlu dibaca, agar ada gambaran nilai. —KH. Hasyim Muzadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Sekjen ICIS (International Conference of Islamic Scholars) Buku ini dapat memperkuat upaya pembangunan karakter bangsa. Tradisi pesantren memiliki kekuatan pembentukan nilai-nilai karakter yang sangat diperlukan bagi bangsa. Buku ini dapat dijadikan referensi substansi nilai, proses dan metodologi pendekatan pembentukan karakter dan mungkin evaluasi yang dapat diterapkan bukan hanya di rumah, tapi juga di masyarakat dan di sekolah formal. Buku ini berharga bagi orang tua dan guru, anak dan siswa, serta bagi pendidikan formal, nonformal dan informal. Sangat diperlukan untuk melengkapi perpustakaan di sekolah maupun masyarakat. —Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd, Tokoh Pendidikan Indonesia Buku ini menggambarkan dengan tepat nilai-nilai luhur yang diajarkan dan dipraktikkan dan dihidupkan di pesantren, dengan basis teladan para Kiai/Nyai dan doktrin kitab kuning yang telah membentuk karakter para santri. Kehadirannya dibutuhkan dalam kondisi Indonesia sekarang ini yang sedang dilanda multi-krisis dan persoalan degradasi moral, seperti korupsi dan kekerasan atas nama agama. —Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA., Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saya lahir, besar dan bergumul sepanjang hidup bersama pesantren. Ia memiliki sejumlah nilai kemanusiaan profetik dan khazanah intelektual yang kaya. Maka, pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi sumber inspirasi bagi masa depan bangsa-negara ini. Buku ini penting bagi kaum intelektual dan masyarakat luas. —KH. Husein Muhammad, Pengasuh Pondok Pesantren Dar al-Tauhid, Arjawinangun Cirebon, Komisioner Komnas Perempuan

Dengan cara memperlihatkan berbagai bentuk praktik terbaik (best practices) pendidikan karakter berbasis nilai dan tradisi pesantren, buku ini merupakan sumbangsih nyata untuk menyehatkan kehidupan sosial-keagamaan di Negeri ini.