Fatwa-fatwa pilihan
- ISBN 10 : OCLC:958842155
- Judul : Fatwa-fatwa pilihan
- Pengarang : Achmad Muchlis,
- Bahasa : en
- Halaman : 0
- Google Book : http://books.google.co.id/books?id=n6S1AQAACAAJ&dq=intitle:fatwa-fatwa&hl=&source=gbs_api
-
Ketersediaan :
Buku ini mengajak kita memahami inti ajaran-ajaran keislaman sehingga kita tak terjebak pada persoalan “kulit” dan melupakan “isi”.Siapakah Allah kita? Bagaimana kita memahami “tidak ada kekuatan kecuali pada Allah”? Apa arti “Mahahidup” dan “Maha Berdiri Sendiri” bagi Allah? Apa saja dimensi paling substantif dalam puasa Ramadan? Apa makna diturunkannya Al-Quran? Apa makna penting ibadah kurban? Selain aspek ketuhanan, kita juga diajak memahami aspek kemanusiaan. Kenapa silaturahim begitu penting? Kenapa pemutlakan pendapat sendiri mesti dijauhi dalam kehidupan bersama?Dengan memahami substansi setiap apa yang kita jalani dalam kehidupan, baik yang terkait dengan Tuhan ataupun segenap ciptaan; dimensi spiritual dan dimensi sosial; maka kita akan mampu memaknai hidup dan hidup penuh makna. Buku ini Ditulis dengan bekal ilmu yang matang, buku ini menggugah hati kita melalui penuturan yang mengalir. Mendalam namun mudah dipahami bahkan oleh seorang awam.Diterbitkan oleh Penerbit Serambi Ilmu Semesta (Serambi Group)
Dan, untuk berjumpa dengan Allah, jangan ditunggutunggu. Jangan ditunggu
nanti setelah mati. Kalau masih hidup saja kita tidak dapat bertemunya, jangan
harap kalau mati kita bisa beranjang sana ke hadiratNya. Kalau masih hidup kita
tidak dapat makan sesuap nasi, maka jangan harap kalau mati kita dapat makan
sebutir rimah. Selamat menjelajah akhirat sewaktu napas masih mengalir di
dalam tubuh kita. Dengan menjelajah akhirat kita tak akan terjebak kenikmatan
duniawi.
Membaca karya-karya Achmad Chodjim, Anda diajak untuk tumbuh. Tulisannya membangkitkan kepribadian. Pelik-pelik ajaran agama mengenai kehidupan dituturkan dengan bahasa yang sederhana, santun, dan mengalir. Ajaran Islam yang diajarkannya sangat kontroversial. Jika para wali lain di zamannya menanamkan Islam secara akulturasi, ia membangun Islam di Jawa secara asimilasi, yang kelak dikenal dengan Islam Jawa atau Islam Kejawen. Pandangan sufistik Islam diramunya dengan mistik Jawa. Lahirlah Islam yang tidak berwajah keras, tetapi memancarkan kesejukan—sebagai rahmatan lil ‘âlamîn.Itulah Syekh Siti Jenar. Kehadirannya telah menenteramkan sekaligus menggelisahkan! Buku ini mengupas makna kematian yang diajarkan oleh tokoh yang lebih sering disalahpahami itu. Mengapa kematian? Menurut penulis buku ini, kematianlah yang melatarbelakangi sikap dan tindakan Siti Jenar dalam menempuh hidup. Dengan penguasaan filsafat Jawa yang mumpuni, dipadu dengan wawasan yang luas terhadap literatur-literatur modern, Achmad Chodjim membawa kita menyelami khazanah kearifan tradisional tentang rahasia alam, hidup, akal budi, hakikat dan eksistensi manusia—yang diperkaya dengan pelbagai argumentasi keagamaan, sekaligus menggugah kita untuk berpikir kritis, agar perbedaan pandangan bisa dirasakan sebagai rahmat. Dalam uraiannya, Chodjim lebih jauh menunjukkan betapa Siti Jenar merupakan pemikir yang lebih maju dari zamannya. Jauh sebelum merebak pemikiran-pemikiran modern Eropa abad ke-18 hingga ke-21 mengenai demokrasi, keterbukaan, persamaan, kebebasan, dan persaudaraan, Syekh Siti Jenar telah mengajarkan semua itu pada abad ke-16.Diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta" (Serambi Group)
| 2021-40079-0002 |
Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
|
| 2021-40053-0001 |
Tersedia di Pustaka Kubang Putih - UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
|
Bila manusia sudah hidup, maka ia tak akan tersentuh kematian lagi. Dan, itu
adanya bila manusia telah mengembalikan badan atau raga pinjamannya ini
kepada Dia Yang Mahaada. Napas sirna, lenyap, dan menuju ketiadaan. Raga,
badan ini, kembali menjadi tanah. Tetapi, bukan setiap 'orang yang mati' dapat
bangun sebagai pribadi yang hidup. Hanya orang yang dapat menabung
kekuatannya di kala hidup di alam ini, yang mampu hidup setelah mati. Jelas, Siti
Jenar ...
Thoughts of Achmad Siddiq, an ulama from Nahdlatul Ulama, on Islam, state, and social aspects of Islam in Indonesia.
Thoughts of Achmad Siddiq, an ulama from Nahdlatul Ulama, on Islam, state, and social aspects of Islam in Indonesia.
Disusun dengan mengacu pada pedoman Kurikulum Inti dan Institusional,Kompetensi, dan pedoman tentang mata kuliah Pengembangan Kepribadian, buku ini memfokuskan pada pengajaran kemampuan bahasa. Tepatnya, buku ini lebih mengedepankan pendekatan struktural dan isi dengan tekanan pada isi struktur bahasa dan kemampuan mengembangkan kompetensi dan kepribadian. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan,
yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha. Bahasa Melayu juga dipakai
sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa
perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai
bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar
Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama
Buddha di Sriwijaya, ...
On the thoughts of radical Islamic movements and liberal Islam in Indonesia.
On the thoughts of radical Islamic movements and liberal Islam in Indonesia.
Orang2 Medinah jang di- maksudnja ialah Muhammad dan pengikutnja. Amnesti
dan abolisi jang diberikan Muhammad itu kepada kaum tawanan jaitu orang2
jang tadinja memusuhinja, bahwa mau mem- bunuhnja, kemudian tunduk dan ...
suara adzan Ramadhan Masjid Syuhada Amrullah Achmad. Penduduk
Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971 - 1980 Drs. Sunarto Hs, SU. Kabar
Wigati dan Kerajaan — Puitisasi Terjemahan Al Qur'an Juz ke- 29 - 30. Moh.
Diponegoro. Gerakan Islam di Indonesia dan Korea — Suatu Studi Historis.
Abdul Haq (Je Dae Sik). «.m^rm* sf <*»* - Dr M • RHOw NA •D» ...