Antropologi dan epidemiologi sebenarnya dapat saling melengkapi, khususnya jika gagasan dan metode yang berseberangan itu dibalut oleh masalah penelitian yang pas. Tatkala mengkaji suatu masalah penelitian kesehatan tertentu epidemiolog tampaknya berada pada tataran permukaan yang meluas, dipandang sukar untuk menjelaskan akar masalah yang mendasar; demikian pula antropolog yang melakukan penelitian kualitatif yang mendalam mengenai suatu kasus, data yang berlimpah, dianggap sukar dibawa ke tataran generalisasi. Berkelit di antara lika-liku perbedaan metodologis tersebut, buku ini berpendapat bahwa cukup banyak kesamaan dasar potensial bagi kolaborasi, di mana antropolog kesehatan dan epidemiolog dapat memperoleh manfaat dari perspektif bersama (shared perspectives) yang se kini. Buku ini bertujuan mengungkapkan bahwa pada masa kini, suatu disiplin keilmuan tidak dapat lagi hidup sendirian, ia harus bekerja sama dengan disiplin lain sehingga memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang suatu masalah pada tataran metode, tanpa mengorbankan paradigma disiplin masing-masing. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup
Antropologi dan epidemiologi sebenarnya dapat saling melengkapi, khususnya jika gagasan dan metode yang berseberangan itu dibalut oleh masalah penelitian yang pas.
Buku ini merupakan hasil kajian terhadap modernisasi dan pemikiran modern kaum milenial. Khususnya mahasiswqa, di ranah minang. Kajian ini menjadi penting karena wilayah kajiannya menyangkut kaum milenial, yang dapat dijadikan salah satu tolok ukur tentang bagaimana generasi muda Indonesia dalam memandang dan memaknai modernitas. Pada saat yang sama secara tidak langsung, pandangan mahasiswa tentang modernisasi sebagaimana ditemukan dalam kajian ini, akan menunjukkan bagaimana generasi muda bangsa Indonesia mengakkan dirinya ketika berhadapan dengan modernitas.