Sebanyak 28 item atau buku ditemukan

Bung Karno, antara mitos dan realita

dana revolusi

20 tahun kita selalu bersama-sama membela negara kita, membela cita- cita
rakyat kita. Saya tahu kamu semua manusia tentu ada kekurangan, ada
kesalahan, kita semua demikian. Tapi saya tahu kamu semua telah 20 tahun
memberikan ...

Bung Karno panglima revolusi

Thoughts of President Soekarno on politics and social in Indonesia; collected articles.

Citra BungKarno: Analisis Berita Pers Orde Baru. Yogyakarta: Bigraf Publishing.
Suhastoyo, Tosan. 1984. “Pengaruh Islam pada Pemikiran Politik—Soekarno
dan Hatta ( 1920–1930)”. Yogyakarta: Skripsi Sarjana FSK UGM. Sukarno. 1964.
Di Bawah Bendera Revolusi. Jilid Pertama. Jakarta: Panitia Penerbit Di Bawah
Bendera Revolusi. _____. 1965. Di Bawah Bendera Revolusi. Jilid Kedua.
Jakarta: Panitia Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi. _____. 1983. Indonesia
Menggugat.

Kumpulan pernyataan Bung Karno tentang Gerakan 30 September

benarkan Gerakan 30 September didalangi Bung Karno?.

"Saudara-saudara sekarang boleh pulang tidur cl istirahat. Sedangkan Bapak
masih harus beke menyelesaikan soal-soal yang berat, mungkin sam| jauh
malam nanti...." (Akhir Pidato Bung Kamu ili llel Musyawarah Besar lehnisi. Istora
Senavart 30 September I1 mal. mi hari, beberapa jam sebelum Letkol Untung
metnt ( ierakan >" Septenibei i "Pesan ml secara implisit menyiratkan baru
Soekarno masih harus mengurus beberapa I menyangkut Ci30S-nva Untung." ,
Viii□inii, ( \ I ).> ...

Tembak Bung Karno, Rugi 30 Sen

Sisi Lain Putra Sang Fajar yang Tak Terungkap

Pernyataan yang menyepelekan keberadaan Sukarno! Begitulah gaya Westerling mencibir Sukarno, musuh bebuyutannya, yang tertuang pada buku berjudul Mijin Memoires yang ditulisnya sendiri. Ia secara terang-terangan menilai bahwa pelurunya lebih mahal daripada nyawa Sukarno. Kekejaman dan kebengisan Westerling dalam melakukan pemberontakan di Indonesia sudah menorehkan trauma, baik itu dari para korban maupun mantan anak buahnya sendiri. Anehnya, sosok Westerling kebal hukum! Ia lolos dari jeratan vonis penjahat perang. Teka-teki imunitas Westerling itu akhirnya terkuak belum lama ini. Ternyata, seorang Vice-Roi, tokoh sangat berpengaruh di Belanda, selama ini telah membentengi Westerling supaya kepentingan politisnya tidak terbongkar. Kisah sarat fakta historis seputar Sukarno yang belum terekspos luas tertulis dalam buku ini. Semuanya tentang lika-liku Sukarno pada masa perjuangan, kejayaan, hingga terbenamnya. Putra sang Fajar ini memiliki banyak sisi kehidupan yang sejatinya layak diungkap supaya generasi penerus bangsa ini mampu mengangkat martabat dan ledaulatan bangsa sederajat dengan bangsa lain. Kecintaan Sukarno terhadap Republik ini selalu bersemayam dalam jiwanya. Terbukti, ketika meninggalkan istana karena kursi kepresidenan diduduki Soeharto tangan kanan Sukarno tampak menggenggam sesuatu yang sangat berharga. Hanya satu benda yang dibawa Bung Karno ketika meninggalkan istana. Tak lain, tak bukan, adalah bendera pusaka hasil jahitan tangan istrinya, Fatmawati. Gaya penulisan yang ringan, dan mudah dicerna, dan jauh dari kesan "berat" menjadi kekuatan buku ini. Di sini, kita bisa terhanyut, terperangah, bahkan terkegum-kagum dengan mozaik Sukarno yang benar-benar menggugah hati kita. Buku terbitan GalangPress (Galangpress Group).

Pesta untuk anakanak ini mengandung pesan sederhana yang dalam bahasa
Belanda berbunyi, “Wie zoet is krijgt lekkers, en wie stout is krijgt roe” (Yang
manis dapat hadiah, yang nakal dapat sapu lidi/hukuman). Tradisi untuk
memberi pesan dan nasihat kepada anak, ada di budaya negara mana pun di
dunia ini dilakukan dengan cara berbeda-beda sesuai adatistiadat masing-
masing. Pesta Sinterklaas bermaksud memberi pesan moral kepada anak
bahwa setiap perbuatan ...

Amnesti-abolisi oleh Bung Karno ditindjau dari adjaran Nabi Muhammad s.a.w

Orang2 Medinah jang di- maksudnja ialah Muhammad dan pengikutnja. Amnesti
dan abolisi jang diberikan Muhammad itu kepada kaum tawanan jaitu orang2
jang tadinja memusuhinja, bahwa mau mem- bunuhnja, kemudian tunduk dan ...

Roh Bung Karno bangkit kembali

dan kebenaran supersemar

Ketika ia di dalam bui (Sukamiskin), di mana intensitas pendalamannya terhadap
Islam makin mengikat. "Di dalam penjara, ini salah satu hikmah, saya
mempelajari agama. Sekeluar dari penjara, saya menjadi manusia yang percaya
mati-matian kepada Allah dan Muhammad, kejadian di Berastagi mempertebal
keimananku lagi." Juli 1955, Bung Karno menunaikan ibadah haji, rukun Islam
yang kelima. Dalam kesempatan itu, ia berziarah ke makam Rasullah di Masjid
Nabawie di ...

Pesona pribadi Bung Karno

Sehingga baik tidaknya sesuatu negara adalah bergantung pada keadaan
wanitanya. Malahan Nabi Muhammad pernah berkata, bahwa "Surga anak itu
berada di bawah telapak kaki Ibu". Di sini menunjukkan betapa pentingnya
kedudukan wanita. Hari depan anak-anak juga berada di tangan wanita Itulah
yang menentukan hari kemudian bangsa. Dan bukan rahasia lagi, bahwa wanita
adalah "sumber inspirasi" yang baik. Itulah sebabnya mengapa Bung Karno
mencintai wanita.

Pribadi manusia Hatta: Di ujung dialog dengan Bung Karno

Biographical festschrift in honor of Mohammad Hatta, the first Vice President of the Republic of Indonesia, 1945-1956.

Mohammad Hatta Yus Sudarso. MERAH-PUTIHNYA BUNG HATTA Buku Adalah
Segala-galanya Oleh M. Rasjid Manggis Dt. Radjo Pangboeloe Silsilah Ya t i m
Kapal-Kapalan Menolak Pembebasan Perpisahan Surat-Surat Balasan
Menyusul Hatta Kembali ke Tanah Air Surat Hatta dari Penjara Glodok Gema
Perjuangan Menembus Benua Amerika Sang Patriot Oleh Bahder Djohan
Seperti Ayam Jago Pidato Nazir Dt. Pamontjak Bung Hatta Sebagai "Goal-Getter
" Bendahara yang' ...

Kisah-kisah mengharukan bersama Bung Karno

Account of Bung Karno as the first president of Indonesia and his political activities during Japanese colonial until he was overthrown in 1967.

Dan kisah percintaan kami begitu romantis sehingga orang dapat menulis
sebuah buku tersendiri mengenai hal tersebut." Jatuh cinta bisa terjadi kapan
dan di mana saja. Tetapi, yang kemudian menyulut reaksi prokontra, khususnya
di kalangan wanita pada masa itu, oleh karena Bung Karno masih terikat
perkawinan dengan Fatmawati, sementara status Hartini, ibu rumah tangga
dengan lima orang anak. Suasananya lebih diperburuk oleh karena secara
kebetulan Dewan ...